Magelang (ANTARA News) - Penutupan jalan utama Magelang-Yogyakarta di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jateng, kemungkinan lebih dari dua hari kedepan untuk proses pembersihan material lahar dingin berupa batu dan pasir.
Proses pembersihan diperkirakan memakan waktu lama mengingat tebalnya material sisa letusan Merapi yang menutupi badan jalan itu, kata Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang, Utoyo, di Magelang Senin.
Material setebal sekitar dua hingga tiga meter dan memanjang 700 meter telah menutupi badan jalan.
Empat alat berat dioperasikan untuk mengeruk material vulkanik. "Jika kondisi memungkinkan mudah-mudahan dalam dua hari pengerukan sudah selesai dan akses jalan bisa normal kembali," katanya.
Selain pengerukan pasir di jalan, perlu diupayakan juga solusi pencegahan banjir agar tidak meluap lagi ke jalan raya Magelang-Yogyakarta.
"Petugas sedang berusaha mengembalikan alur Sungai Putih yang menyimpang dari jalur (semula) dan menutup jalan," katanya.
Mandor operator alat berat, Yanto, mengatakan, pembersihan material tidak akan selesai dalam sehari karena material yang menutup jalan kali ini lima kali lebih besar dibanding kejadian Senin (3/1), apalagi terdapat batu-batu berukuran besar yang susah digeser.
Kapolres Magelang AKBP Kif Aminanto mengatakan, petugas tetap berjaga agar warga tidak menerobos kawasan jalan yang sedang dibersihkan. Sebanyak 125 personel diterjunkan untuk mengamankan proses pembukaan jalan itu.
Ia mengatakan, selain berusaha menghalau warga yang hendak menonton lokasi bencana, petugas juga mengarahkan arus lalu lintas menuju jalur alternatif supaya tidak terjadi kemacetan, yaitu melalui Kecamatan Ngluwar dan Kecamatan Srumbung.
Truk-truk besar, katanya, diarahkan parkir di tepi jalan yang lapang di Muntilan. Khususnya truk yang tidak mau diarahkan melalui Purworejo.
Berdasarkan pantuan, aliran banjir lahar baru muncul kembali di sebelah Pasar Desa Jumoyo berjarak sekitar 50 meter dari aliran baru yang muncul pada banjir sebelumnya Senin (3/1).
Retijo, petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi di Ngepos, Srumbung, mengatakan, saat ini aliran justru semakin lurus setelah sejumlah dam penahan banjir ambrol. "Banyak sabo dam ambrol di hulu sungai membuat aliran banjir makin deras," katanya.
Aliran berliku yang sebelumnya terdapat di Sungai Putih sekarang mati tertimbun pasir dan batu-batu besar. Jembatan Sungai Putih di Dusun Gempol Desa Jumoyo juga tertutup material.
Retijo mengatakan, banyaknya material merapi yang ada di bantaran Kali Putih membuat proses normalisasi sungai membutuhkan waktu yang cukup lama. Bahkan nyaris tidak mungkin dilakukan karena setiap kali normalisasi, banjir yang datang beberapa jam langsung memenuhi badan sungai.
(ANT/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011