Pada perdagangan Senin, menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah melemah ke posisi Rp9.026 per dolar AS dibandingkan periode sebelumnya yang berada di posisi Rp9.002 per dolar AS.
"Pergerakan rupiah mengikuti pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok 152 poin," kata analis pasar uang Millenium Danathama, Ahmad Riyadi, di Jakarta, Senin.
Selain itu, lanjut dia, sentimen negatif berasal dari ekspektasi peningkatan inflasi yang menyebabkan dollar AS diburu sebagai mata uang aman.
Ia menambahkan, pada kuartal pertama 2011, rupiah masih mendapat tekanan dari arus dana keluar (capital outflow). Pelaku pasar saat ini mengkhawatirkan ekspektasi data inflasi Januari yang tinggi, mengingat pada 2010 inflasi meleset dari ekspektasi.
"Kendati demikian, rupiah masih berpeluang menguat terbatas, didukung membaiknya fundamental ekonomi dalam negeri yang akan tumbuh 6-6,5 persen," katanya.
Tingginya tingkat kekhawatiran investor, kata dia, terhadap besaran inflasi di Januari 2011 membuat bursa Rupiah tertekan. Banyak sekali sentimen negatif yang diperkirakan akan memicu besaran inflasi.
"Faktor-faktor yang menjadi kekhawatiran investor diantaranya tingginya inflasi Desember 2010 dan tidak diimbangi dengan peningkatan BI Rate," ujarnya menambahkan.
(T.KR-ZMF/B012/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011