Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Syarifudin mengatakan anggaran pembangunan Intermediate Treatment Facility Sunter atau Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA) di Sunter, Jakarta Utara masih cukup.
Menurut Syarifudin, di Jakarta, Kamis, mengatakan, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta PT Jakarta Propertindo Perseroda mencarikan solusi agar proyek pembangunan FPSA di Sunter tersebut tetap berlanjut, meskipun perusahaan pembangkit listrik asal Finlandia, Fortum Power Heat and Oy menyatakan mundur.
Pemerintah tetap akan melihat kemampuan PT Jakpro Perseroda untuk bekerja sama dan memilih mitra dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan fasilitas pengelolaan sampah berteknologi insinerasi, dengan keunggulan mengubah sampah menjadi energi listrik.
"Mereka sudah memilih mitra yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dengan teknologi yang dipersyaratkan dan segala macamnya," kata Syarifudin.
Baca juga: Wagub pastikan pengolahan sampah tanpa polusi dibangun di Tebet
Selain FPSA Sunter, Pemprov DKI Jakarta memiliki tiga proyek FPSA lainnya, yakni di wilayah layanan barat, wilayah timur, dan wilayah layanan selatan. Tiga FPSA ini juga masih dalam proses dan belum dibangun.
PT Jakpro saat ini tengah mempersiapkan FPSA di wilayah layanan barat juga. Sedangkan di wilayah layanan selatan dan timur, pelaksanaan pembangunannya oleh BUMD PT Pembangunan Sarana Jaya, dan saat ini masih berjalan.
Menurut Syarifudin, prosesnya sudah terkualifikasi, lalu penawaran proposal dan peroses lainnya, teknisnya ada pada PT Sarana Jaya..
Syarifudin menyebut, semua FPSA di empat wilayah sudah bisa beroperasi pada 2024.
Baca juga: Jakpro kembangkan fasilitas pengolahan sampah di wilayah barat Jakarta
Baca juga: DKI bangun aplikasi teknologi di TPST Bantargebang
Pewarta: Abdu Faisal/Ricky Prayoga
Editor: Riza Harahap
Copyright © ANTARA 2021