Literasi yang tidak sempurna membuat seseorang salah memperoleh asupan pendapatnya
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional luncurkan portal perpustakaan keagamaan yang berisi informasi tentang keagamaan, buku, artikel, video, daftar literatur, bahan pembelajaran hingga konten digital terkait keagamaan.
“Peluncuran portal ini sekaligus menjadi penanda jalinan kerja sama bidang perpustakaan antara Kemenag dan Perpusnas,” ujar Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.
Dia menambahkan portal itu merupakan implementasi moderasi beragama. Portal itu ditujukan untuk seluruh pemeluk agama di Tanah Air.
"Boleh saja seseorang tidak ikut berpendidikan, tetapi sesuai dasar negara kita tidak boleh hidup di Indonesia kalau tidak beragama. Portal keagamaan ini menjadi suatu investasi luar biasa untuk mempermudah masyarakat mendapatkan informasi tentang keagamaan," tambah dia.
Baca juga: Perpusnas bangun pojok baca di sejumlah Pos Lintas Batas Negara
Baca juga: Perpusnas berikan penghargaan pada pemda dan masyarakat
Syarif Bando menyampaikan keinginannya untuk bersinergi dengan Kemenag dalam mirroring (penggandaan) data. Hal itu dilakukan agar buku digital dapat menjangkau seluruh masyarakat, termasuk di wilayah perbatasan, sesuai dengan prioritas pembangunan Presiden Joko Widodo yakni pembangunan dimulai dari perbatasan, sehingga daerah terluar menjadi titik tolak untuk memastikan tersedianya bahan bacaan.
"Setidaknya butuh lima titik mirroring agar akses bahan bacaan bisa menjangkau masyarakat hingga perbatasan, dengan biaya Rp40 miliar. Sinergi dengan Kemenag ini untuk memastikan seluruh konten pembelajaran agama masuk di sini. Saya kira ini menjadi satu jawaban Kemenag untuk menjawab keterbatasan akses terhadap penduduk indonesia," jelas dia.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyetujui program mirroring untuk mendukung akses bahan bacaan, mengingat program penggandaan itu memiliki manfaat yang besar.
"Saya akan kawal langsung terkait program mirroring ini tentu saja nanti akan dikerjakan bersama dengan pembinaan masyarakat, yang ada karena ini portal semua agama. Bagaimana kita membuat sodaqoh ini produktif. Semoga portal ini bemanfaat terutama untuk guru, pendidik dan anak-anak di masa yang akan datang," kata Menag.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, sebuah survei internasional menyebut kebahagiaan individu ditentukan oleh pemahaman keagamaan. Berdasarkan survei itu, Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara terbesar yang kebahagiaannya sangat ditentukan oleh pemahaman keagamaan.
Dari survei tersebut, sekira 93 persen menyatakan komitmen agama sebagai salah satu faktor penting kebahagiaan. Tetapi saat data ini diklarifikasikan dengan data yang lain, maka hasilnya agama sebagai pusat kebahagiaan terlihat melalui ruang-ruang radikal.
"Literasi yang tidak sempurna membuat seseorang salah memperoleh asupan pendapatnya dan diekspresikan dengan cara yang salah. Agama memudahkan hidup, menata hidup bukan merusak tatanan hidup harmonisasi sosial. Ini yang dibutuhkan Indonesia ke depan untuk menjadi lebih baik," kata Ali.
Baca juga: Perpusnas fokus bina perpustakaan daerah di Tanah Air
Baca juga: Perpustakaan tidak hanya koleksi buku, tapi harus transfer pengetahuan
Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021