Jadi ini perlu kita waspadai, kalau kita lihat dari posisi yang dihadapi trader global sedikit long positioning. Pada saat terjadi event tertentu misal The Fed menaikkan suku bunga dan tapering, pasti terjadi volatilitas

Jakarta (ANTARA) - Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) dapat menyelamatkan rupiah dari dampak kebijakan pemerintah Amerika Serikat, termasuk tapering off yang diisukan akan dilakukan The Fed.

"Jadi ini perlu kita waspadai, kalau kita lihat dari posisi yang dihadapi trader global sedikit long positioning. Pada saat terjadi event tertentu misal The Fed menaikkan suku bunga dan tapering, pasti terjadi volatilitas," kata Josua dalam webinar “Dampak Penerapan LCS Diperluas, Bagaimana Nasib Rupiah?” yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Saat kebijakan tapering off diambil, investor asing akan beramai-ramai menarik investasi di pasar keuangan negara berkembang sehingga membuat mata uang negara berkembang lebih volatil.

Baca juga: BI: Rupiah diharapkan jadi mata uang dominan dengan adanya LCS

Kekhawatiran terhadap volatilitas mata uang yang berlebihan setelah kebijakan tapering off The Fed, menurut Josua, juga dirasakan oleh negara-negara di kawasan Asia lain. Karena itu, beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, Jepang, dan China telah bersepakat untuk menerapkan LCS dengan Indonesia.

Ia mengatakan bahwa stabilitas mata uang negara berkembang selama ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan Amerika Serikat, karena negara-negara ini masih sangat bergantung pada mata uang dolar AS.

Baca juga: BI akan perluas kerja sama mata uang lokal dengan negara Asia Tenggara

Dengan mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, mata uang negara berkembang, termasuk rupiah milik Indonesia, dapat lebih stabil.

Di samping itu, fundamental rupiah juga dapat lebih terjaga dengan pengurangan ketergantungan terhadap dolar AS.

"Dampak implementasi LCS akan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. Ini menjadi alternatif mengurangi ketergantungan terhadap mata uang dolar AS karena penggunaan dolar ini memang di mana-mana dolar semua, transaksi dagang dengan Tiongkok pakai dolar, Malaysia pakai dolar, dengan Thailand juga semua pakai dolar," ujar Josua.

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021