Medan (ANTARA News) - Pemuda Muhammadiyah meminta semua pihak segera menghentikan segala bentuk wacana pencapresan dini karena hanya akan menghabiskan waktu dan menguras energi bangsa.
"Membahas masalah pencapresan saat ini sangat prematur dan hanya akan menguras sebagian besar energi bangsa. Sebaiknya wacana ini segera dihentikan," ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Dr Saleh P Daulay, MAg, MHum, MA di Medan, Minggu.
Didampingi Ketua PP Pemuda Muhamadiyah Bidang Komunikasi dan Informasi Anang Anas Azhar, MA dan Wakil Sekjen Ihsan Rambe, SE, MSi ia berharap kalangan politisi lebih memfokuskan diri pada tugas-tugas utama mereka sebagai penyalur aspirasi rakyat dan menghentikan wacana pencapresan dini.
"Menggulirkan wacana pencapresan pada saat pemerintahan periode kedua SBY baru berjalan satu tahun lebih sangat-sangat prematur dan tidak ada untungnya bagi rakyat. Para politisi agar menghentikan perbincangan soal capres ini," ujarnya, menegaskan.
Jika perbincangan soal capres selalu dijadikan prioritas oleh para politisi wakil rakyat dan pejabat, menurut dia, akan berakibat terabaikannya persoalan rakyat.
Saleh Daulay berpendapat, momentum paling tepat untuk membicarakan masalah capres adalah setelah Pemilu Legislatif 2014.
"Sangat tidak tepat waktunya jika sekarang dibahas. Justru akan sia-sia, apalagi jika pada pemilu legislatif nanti suara partai yang akan mengusungnya tidak mencukupi untuk mengajukan calon. Jadi sebaiknya jangan percaya diri berlebihan," ucapnya.
Terkait wacana pencapresan Ani Yudhoyono, Pemuda Muhamadiyah justru menilai hanya akan menjadi sebuah kerugian bagi Partai Demokrat dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Hanya akan mengganggu kinerja pemerintahan dan bahkan memperburuk citra Presiden Yudhoyono, apalagi Presiden pernah mengatakan tidak akan mencalonkan keluarga dan kerabatnya pada pilpres mendatang," paparnya.
Sehubungan dengan itu, Pemuda Muhammadiyah meminta Presiden Yudhoyono memberikan ketegasan, apakah wacana yang digulirkan jurubicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul itu merupakan suara partai atau tidak.
"Sesungguhnya, jika Ani Yudhoyono bakal dijadikan capres pun tidak ada masalah, karena itu hak warga negara. Tapi semestinya tidak perlu digulirkan sekarang karena terlalu prematur. Untuk itu, kita butuh ketegasan Presiden Yudhoyono," ujarnya.
Menurut Saleh P Daulay, sejauh ini masyarakat justru menilai wacana yang dilempar Ruhut Sitompul merupakan suara Partai Demokrat dan telah mendapat restu dari para petingginya.
"Karenanya, wacana ini akan sangat merugikan bagi Demokrat dan untuk itu dibutuhkan ketegasan dari Presiden Yudhoyono sebagai pembina partai," katanya, menambahkan.
(T.R014/C004/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011