Seoul (ANTARA) - Otoritas Korea Selatan meminta warganya yang baru saja pulang dari liburan untuk menjalani tes COVID-19 meski hanya mengalami gejala paling ringan sekalipun, terutama sebelum kembali bekerja.

Korsel sedang bergulat dengan gelombang keempat COVID-19 sejak awal Juli.

Pada Jumat, negara itu akan mencabut pelonggaran pertemuan selama liburan sepekan Chuseok.

Pertemuan akan kembali dibatasi menjadi dua orang sesudah jam 6 sore di wilayah Seoul.

Ibu kota Korsel itu mencatat rata-rata 1.400 kasus harian pekan lalu, naik 11 persen dari rekor tertinggi 1.268 kasus pada pekan sebelumnya.

Wakil Menteri Kesehatan Kang Do-tae pada Rabu meminta warga yang baru saja berlibur agar melakukan tes COVID-19 untuk menghindari penularan.

Baca juga: Korsel bersiap hidup berdampingan dengan virus corona

Pulau wisata populer Jeju melaporkan rata-rata lebih dari 41.000 pengunjung sehari selama liburan, naik dari sekitar 32.000 pada periode yang sama tahun lalu, kata asosiasi pariwisata setempat.

Selama enam hari, lebih dari 258.000 orang berwisata ke pulau tersebut.

Meski jumlah kasus harian tinggi, namun tingkat kematian dan kasus berat COVID-19 di Korsel masih cenderung rendah.

Pada Rabu, negara itu mencatat tingkat kematian 0,83 persen dan 312 kasus berat, menurut data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea (KDCA).

KDCA mencatat penambahan 1.716 kasus COVID-19 pada Rabu, sehingga totalnya menjadi 292.699 kasus dan 2.427 kematian.

Mulanya Korsel berjuang keras untuk mendapatkan vaksin, namun otoritas berhasil menambah pasokan dalam beberapa bulan belakangan.

Negeri Gingseng itu sudah memvaksinasi 71,2 persen dari 52 juta populasi mereka dengan sedikitnya satu dosis dan 43,2 persen penduduk telah menerima vaksinasi lengkap.

Sumber: Reuters

Baca juga: Korsel laporkan kematian COVID harian tertinggi
Baca juga: Studi Korsel: Muatan virus Delta 300 kali lebih tinggi

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021