Pasuruan (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali minta dukungan para kiai dan ulama di Jawa Timur (Jatim) agar ikut berperan kepada partai yang dipimpinnya.

Sebab, para kiai dan ulama memegang peran penting dalam memajukan satu-satunya partai yang berasakan Islam.

"Jika saya boleh mengemis, para ulama harus berperan di partai PPP. Ulama harus berada di PPP," pinta Suryadharma Ali dalam pertemuan dengan para kiai di Pondok Pesantren Besuk, Kecamatan Kraton, Pasuruan, Pasuruan, Jatim, Sabtu.

Dalam pertemuan sekitar satu jam tersebut, ikut hadir Menpera Suharso Monoarfa , anggota DPR Roma Turmuzy dan sejumlah kiai setempat, seperti KH Zainuddin , serta Ahmad Subadar.

Usai pertemuan, Suryadharma Ali bersama para kiai dan ulama setempat menjumpai KH Nawawi Abdul Jalil, pimpinan Pompes Sidogiri, Pasuruan. Ponpes ini amat dikenal luas di kalngan ulama, karena selain yang tertua (didirikan 1745) juga memiliki banyak santri.

Suryadharma Ali mengatakan, perlunya kehadiran para kiai di PPP lantaran dewasa ini partai berasas Islam makin tak percaya diri jika membawa atribut Islam. Di sisi lain, Islam banyak didiskreditkan dan dipinggirkan dengan isu terorisme, radikalisme, dan isu lainnya.

Bahkan lembaga pendidikan Islam diisukan sebagai sarang teroris. Hal ini sangat memprihatinkan karena Islam diidentikkan sebagai ajaran yang membawa garis keras. Karena itu, ia mengajak para pemimpin Islam, ulama dan kiai untuk masuk menjadi bagian anggota PPP.

"Ayo masuk. Saya ajak pulang ke PPP," katanya.

Ia mengatakan, jika para ulama masuk PPP tentu perjuangan partai berasas Islam itu makin tegas. Perjuangan PPP dalam memperjuangkan keyakinan dan ajaran Islam melalui partai politik makin jelas pula.

"PPP tetap istiqomah dan Islam Ahliwaljamaah," ia menjelaskan.

Lantas pertanyaannya kini, mengapa partai berasa Islam itu nuansa ke-islamannya tak kental. Suryadharma Ali menjelaskan, hal ini terjadi lantaran di partai itu para kiainya sedikit.

Jika para kiai banyak di PPP dan berpartisipasi dan umat Islam menyalurkan aspirasinya melalui partai ini, tentu kepentingan umat Islam dapat diwadahi dan hasilnya akan nyata.

Umat Islam tidak boleh lemah, lemah dalam sosial politik, budaya dan ekonomi. Untuk itu, politik Islam harus dikedepankan. Ia berharap para ulama tak merasa terganggu dengan adanya pendapat bahwa partai berasaskan agama akan ditinggalkan pengikutnya.

Ada partai yang semula muncul berasaskan agama, belakangan menjadi partai nasional karena takut kehilangan dukungan. Bahkan ada lembaga survei pun menyebut demikian. Pendapat itu, menurut dia, terlalu dini dan prematur.

Partai Islam tak akan ditinggalkan pendukungnya. Bahkan tak perlu malu dengan embel-embel Islam. Karena itu, partai Islam bisa bergaul dengan masyarakat pluralis. Partai berasakan Islam mampu mengembangkan toleransi, kata Suryadharma Ali.(*)
(T.E001/A011/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011