Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menjelaskan mengenai komitmen Indonesia untuk bekerja bagi kepentingan masyarakat global saat memegang kepemimpinan G20 pada 2022.

"Tahun 2022 Indonesia akan memegang keketuaan G20 dengan tema besar Recover Together, Recover Stronger," kata dia, melalui tayangan video yang ditampilkan dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-76 di New York, Amerika Serikat, Kamis pagi.

Indonesia akan secara resmi menjadi ketua G20 pada 1 Desember 2021 hingga November 2022.

Baca juga: Sri Mulyani ungkap 7 isu prioritas yang dibahas dalam Presidensi G20

"Indonesia akan berupaya agar G20 bekerja untuk kepentingan semua, untuk negara maju dan berkembang, utara dan selatan, negara besar dan kecil, negara kecil di Pasifik, serta kelompok rentan yang harus diprioritaskan," kata dia.

Ia mengungkapkan bahwa inklusivitas adalah prioritas utama kepemimpinan Indonsia. "Ini komitmen Indonesia untuk membuktikan 'no one left behind'," kata dia.

Prioritas lain, menurut dia, adalah ekonomi hijau dan berkelanjutan.

"Indonesia paham bahwa memiliki posisi strategis dalam isu perubahan iklim untuk itu kami terus bekerja memenuhi momitmen kami. Pada 2020 Indonesia telah berhasil menurunkan kebakaran hutan 82 persen dibandingkan tahun sebelumya," jelas dia.

Baca juga: Kasal: Pengamanan G-20 di Labuan Bajo akan sesuai prosedur tetap

Laju deforestasi, menurut dia, turun signifikan terendah dalam 20 tahun terakhir dan dalam tatanan global Indonesia ingin mengedepankan burden sharing menghadapi agenda bersama dunia yang sangat berat.

"Indonesia kembali menyampaikan harapan dan dukungan terhadap multilateralisme. Sudah mendesak bagi kita untuk mengawal multilateralisme yang efektif dengan kerja dan hasil yang konkret. Mari kita bekerja bersama untuk pulih bersama, dan pulih lebih kuat," kata dia.

Kepemimpinan G20 selama 2021-2022 ini merupakan kali pertama Indonesia menjadi tuan rumah G20, sejak perkumpulan yang berkontribusi pada 85 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia itu didirikan pada 1999.

Baca juga: Italia dorong KTT luar biasa G20 bahas Afghanistan

G20 tidak memiliki sekretariat permanen sehingga agenda dan aktivitasnya ditentukan oleh kepemimpinan G20 yang terjadi secara bergiliran, berdasarkan kerja sama di antara negara-negara anggotanya.

Ada kelompok "Troika" di dalam G20 yang terdiri dari negara yang tengah menjadi ketua G20, negara pendahulunya, dan negara yang akan menggantikan posisi ketua G20 tahun berjalan. Saat ini, "Troika" itu adalah Arab Saudi, Italia, dan Indonesia.

Serah-terima keketuaan dari Italia ke Indonesia akan dilakukan pada KTT G20 di Roma pada akhir Oktober 2021.

Baca juga: Pada pertemuan G20, Menlu RI soroti dampak pandemi terhadap Afrika

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021