New York (ANTARA News) - Raja musik pop Michael "Jacko" Jackson, yang meninggal pada 25 Juni 2009, sebenarnya sudah tak bernyawa beberapa puluh menit sebelum tim paramedis yang dipanggil melalui layanan darurat 911 tiba di kediamannya di kawasan elit Holmby Hills, Los Angeles barat.
Menurut AFP, yang melaporkan jalannya persidangan terhadap dokter pribadi Michael, Conrad Murray, di Los Angeles, Jumat (Sabtu WIB), tenaga kesehatan bernama Martin Blount memberikan kesaksian bahwa Michael tampak sudah menghembuskan nafas terakhir setidaknya 20 menit sebelum ia datang bersama tim paramedis.
Adapun Murray, tutur Blount, mengklaim bahwa Michael berhenti bernafas baru satu menit sebelum tim paramedis dipanggil melalui 911.
Blount mengatakan, saat itu Dr. Conrad Murray tidak menyebut apapun bahwa ia telah memberikan obat penenang, hingga menyebabkan kematian terhadap Jacko seperti yang dituduhkan jaksa penuntut kepada Murray.
Dokter Murray pada mulanya juga tidak mengaku bahwa dirinya telah memberikan obat-obatan kepada Michael, walaupun sang dokter pribadi Jacko terlihat memegang jarum suntik sementara tiga botol obat bius Lidocaine juga tergeletak di lantai.
Di lokasi kejadian, Blount melihat Michael dipasangi kateter kondom, prosedur yang biasanya diterapkan terhadap pasien yang sedang tidak sadar, seperti ketika menjalani operasi, agar pasien tetap dapat mengeluarkan air seni walaupun sedang berada di bawah pengaruh obat bius.
Kesaksian Blount pada persidangan awal yang berlangsung di Los Angeles Superior Court itu memperkuat kesaksian sebelumnya yang dilontarkan rekan satu tim Blount, Richard Senneff.
Senneff memperkirakan bahwa Michael berhenti bernafas 20 menit hingga satu jam sebelum mereka tiba di kediaman Michael.
Tim paramedis itu sendiri sampai ke kediaman Michael empat menit setelah mereka menerima panggilan 911.
Persidangan awal untuk mendengarkan keterangan saksi-saksi telah dimulai pada Selasa (4/1) dan diperkirakan akan berlangsung selama dua minggu.
Dokter Conrad Murray dikenai tuduhan telah secara melakukan pembunuhan secara tidak sengaja terhadap Michael Jackson.
Para jaksa penuntut meyakini bahwa Murray telah menyebabkan Michael overdosis dengan pemberian obat bius berdaya kuat jenis propofol, dan ia berupaya menutup-nutupi aksinya itu.
Di awal persidangan, wakil jaksa penuntut distrik LA, David Walgren, mengatakan bahwa Murray memberi Jackson propofol setiap malam selama hampir dua bulan untuk membantu Michael agar dapat tidur.
Pemberian propofol itu berlangsung saat Michael sedang menyiapkan rangkaian konser musik di London untuk menandai kembalinya bintang pop itu tampil bermusik di depan publik.
Menurut Jaksa Walgren, Conrad Murray gagal menyelamatkan nyawa Michael, termasuk menunda untuk menelpon 911, tidak memberi tahu paramedis tentang obat-obatan yang telah diberikannya kepada Michael, serta tidak mengerti bagaimana caranya melakukan pernafasan buatan (cardiopulmonary resuscitation/CPR).
Pada 25 Juni 2009 itu Michael kemudian dibawa ke Pusat Medis Ronald Reagan di Universitas California Los Angeles (UCLA), dan di rumah sakit itulah Jacko akhirnya dinyatakan meninggal pada pukul 14.26 waktu setempat.
(T.K-TNY/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011