"Kedatangan kalian ke Amerika merupakan momentum menyenangkan, karena kalian bisa bertemu langsung orang Amerika dan orang Amerika juga bisa bertemu langsung dengan orang Indonesia," kata Konsul Jenderal AS di Surabaya Kristen F Bauer di Surabaya, Jumat.
Ia mengemukakan hal itu saat menerima enam mahasiswa itu menjelang keberangkatan ke AS, Jumat petang. Mereka didampingi dua alumni program SUSI 2010 yakni Gracia Paramitha (Unair) dan Nastiti Puspitosari (ITS).
Enam mahasiswa adalah Nur Fajrin dan Salwa Amaliyah (IAIN Sunan Ampel Surabaya), Ratna Sari (Universitas Negeri Jember), Nurul Ichsani dan Safrin La Batu (Universitas Hasanudin, Makassar), dan Shuresj Tomaluweng (Universitas Kristen Maluku).
Menurut Bauer, keenam mahasiswa terpilih merupakan duta Indonesia. Karena itu, jelaskan apa saja tentang Indonesia dengan baik kepada orang Amerika. Jadikan pemahaman yang berbeda untuk kesempatan belajar, katanya.
Tahun ini, ada 20 mahasiswa dari seluruh Indonesia terpilih untuk mengikuti program belajar selama enam minggu dengan topik tentang "Pluralisme Agama di Amerika."
Secara terpisah, mahasiswa Universitas Kristen Maluku, Shuresj Tomaluweng, menyatakan pihaknya ingin belajar tentang cara Amerika menerapkan manajemen keberagaman agama yang ada.
"Keberagaman di Indonesia itu kompleks. Karena itu saya akan belajar tentang kompleksitas keberagaman di Amerika, lalu hasilnya akan kami coba terapkan di Indonesia," katanya.
Ia membayangkan kearifan lokal seperti di Maluku bisa dikembangkan untuk manajemen pluralisme agama, namun dirinya ingin belajar bagaimana AS melihat keberagaman.
"Indonesia itu banyak suku, tapi dipisahkan secara ideologi. Untuk menyatukan ada kearifan lokal, seperti di Maluku ada `pela gandong` yang merupakan kultur untuk mengintegrasikan masyarakat dari 2-3 kampung," katanya.
Selain itu, Shurejs mengaku dirinya juga menyiapkan lagu-lagu daerah Ambon, pakaian adat "Baniang" yang merupakan khas Maluku.
Menurut Humas Konjen AS di Surabaya, Emily Yasmin Norris, SUSI merupakan program untuk memperkuat hubungan baik melalui pertukaran budaya dan pengalaman belajar bersama mahasiswa AS.
"Kami dari Konjen AS di Surabaya senang dapat memberi support. Tahun lalu ada dua program dengan topik lingkungan hidup serta media baru dan politik, sedangkan tahun ini tentang pluralisme agama," katanya.(*)
(T.E011/S019/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011