"Tahun lalu, rugi bisa ditekan 10,1 persen dibanding 2009 atau hanya Rp80 miliar dan Rp89 miliar pada 2009. Jadi, kami berharap tahun ini mulai meraih untung," kata Direktur Usaha Asep Suparman kepada pers di Jakarta, Jumat.
Selain itu, pada 2010 perusahaan berhasil meraih pendapatan sekitar Rp1,8 triliun, sementara pada 2011 perusahaan menargetkan peningkatan pendapatan sekitar 22 persen atau sekitar Rp2,2 triliun.
Sementara itu,jumlah penumpang yang diangkut pada 2010 mencapai 4,1 juta penumpang dengan tingkat isian penumpang 70 persen.
Tahun ini, lanjut dia, diharapkan jumlah yang diangkut naik 12,1 persen atau mencapai 4,6 juta penumpang.
Menurut Asep, untuk mencapai target-target itu, perseroan berusaha meningkatkan kualitas layanan agar mampu bersaing dengan moda angkutan lain dalam melayani penumpang.
"Kami sedang melakukan uji coba inovasi untuk KM Gunung Dempo dan KM Dobonsolo melalui restorasi pelayanan makanan," katanya.
Inovasinya adalah mengubah sistem pelayanan makanan yang awalnya satu paket dengan harga tiket kapal menjadi terpisah antara tiket kapal dengan biaya makan selama perjalanan.
Akibatnya, harga tiket dua kapal itu terpangkas hingga 9 persen dari harga normal.
Sistem ini mulai diterapkan pada 10 Januari di KM Gunung dempo dan 30 Januari di KM Dobonsolo juga memungkinkan penumpang untuk memesan menu makanan yang diinginkan sesuai dengan selera masing-masing.
Ia menilai, peningkatan kualitas layanan ini menjadi kunci penting bagi Pelni untuk bersaing sejak kemunculan maskapai berkonsep penerbangan murah (Low Cost Carrier/LCC).
Sebelum kehadiran maskapai berkonsep LCC sejak 2003, tambah dia, penumpang Pelni bisa mencapai 8 juta orang.
Namun sejak maraknya penggunaan LCC, jumlah penumpang operator pelayaran pelat merah itu terus mengalami penurunan dan saat ini hanya mencapai setengahnya.
"Pada 2001-2002 penumpang Pelni itu bisa mencapai 8 juta orang. Sekarang tinggal setengahnya. Kondisi ini menjadikan kami sadar tidak bisa hanya mengandalkan penumpang untuk meraih penumpang, yaitu dengan menggarap konsep 2 in 1 atau 3 in 1," katanya.
Jadi, lanjutnya, kapal juga dimodifikasi untuk mengangkut kargo dan mobil.
Kapal yang sudah dimodifikasi menjadi kapal 2 in 1 yang mengangkut penumpang dan kontainer, Pelni saat ini sudah mengoperasikan enam kapal, di antaranya KM Labobar, KM Gunung Dempo, KM Dobonsolo, dan KM Sinabung.
Kapal-kapal ini, kata Asep, memiliki komposisi angkutan 40 persen untuk kargo dan 60 persen membawa penumpang.
"Kontribusi kargo bisa menaikkan pendapatan hingga 20 persen karena satu kargo itu setara pendapatannya dengan membawa 22-23 orang," katanya.
Tahun ini, PT Pelni mendapatkan dana Public Service Obligation (PSO) sebesar Rp900 miliar untuk biaya operasional perseroan atau meningkat 50 persen dari PSO tahun lalu sebesar Rp 600 miliar.
Penambahan PSO, menurutnya, disebabkan oleh adanya peningkatan frekuensi kapal yang dioperasikan perseroan pada 2011, yaitu sebanyak 23 kapal dari 20 kapal pada 2010.
(E008/S006/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011