"Otopsi itu kami lakukan atas permintaan pihak kepolisian guna memperkuat bukti yang sudah ada," kata Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah dr Dudut Rustyadi di Denpasar, Kamis.
Dikatakan, hasil otopsi yang berlangsung sekitar 1,5 jam itu, diketahui penyebab kematian Vero memang akibat luka bakar yang terdapat hampir pada seluruh bagian tubuhnya.
"Luka bakar kami temukan antara lain pada hampir seluruh wajah sampai ke telinga, dada, sebagian perut, dan di atas lutut," ujar Dudut.
Dia menjelaskan, luka bakar yang dialami korban pembakaran sadis itu mencapai 70 persen. Lukanya itu tergolong stadium parah.
Akibat luka bakar yang dialami korban cukup banyak, menyebabkan terjadinya komplikasi penyakit, terutama pada saluran pernapasannya, sehingga membuat dia tidak bisa bertahan hidup lama.
Vero sebelum menghembuskan napas terakhir, sempat dirawat intensif selama seminggu. Korban sendiri masuk pada Jumat (24/12) siang lalu.
Peristiwa naas yang dialami Vero terjadi di rumah majikannya di kawasan Padang Sambian Denpasar.
Hasil otopsi juga menemukan adanya tanda bahwa Vero menghirup udara panas. "Tanda itu berarti saat dibakar dia masih hidup," ucapnya.
Meski penyebab kematian Vero sebenarnya sudah jelas, namun otopsi itu perlu dilakukan untuk memperkuat bukti-bukti atas aksi penganiayaan yang dilakukan oleh mantan kekasihnya, Marten J.
Hasil otopsi juga berguna sebagai alat bukti di persidangan nanti. "Visum yang dilakukan oleh ahli forensik, menjadi alat bukti yang nilainya kuat di persidangan nanti, sesuai dengan KUHAP," ujarnya menandaskan.
(I006/P004/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011