Jakarta (ANTARA News) - Produksi garam nasional yang selama 2010 merosot tajam menjadi sekitar 30.600 ton ditargetkan pulih kembali menjadi 1,2 juta ton pada tahun ini.
"Tahun lalu produksi hanya sekitar dua persen dari rata-rata produksi per tahun 1,2 juta ton karena hampir sepanjang tahun hujan terus. Tahun ini harapannya musim kemarau bisa empat bulan sehingga produksi bisa 1,2 juta ton," kata Direktur Industri Kimia Hulu Kementerian Perindustrian Tony Tanduk di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, tahun ini pemerintah akan berusaha mengembangkan sentra-sentra produksi garam baru untuk meningkatkan produksi garam nasional.
Dalam hal ini Kementerian Perindustrian baru menyelesaikan pemetaan lahan produksi garam nasional baik yang sudah berproduksi maupun yang potensial dijadikan lahan produksi garam seperti wilayah NTT dan Nusa Tenggara Barat.
Hasil pemetaan menunjukkan bahwa ada sekitar 300.000 hektare lahan di Madura, Indramayu, Rembang, Bima, Teluk Kupang, Nagekeo dan Ende yang potensial dikembangkan menjadi lahan produksi garam.
Menurut Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun, perusahaan garam Australia, Cheetam Salt, berencana menanamkan modal untuk membangun industri garam di NTT.
"Kalau digenjot, kepastian produksi garam di wilayah NTT sangat besar karena di sana musim kemaraunya lebih panjang, bisa sampai 1,3 juta ton per tahun," katanya.
Selama 2011-2012 Kementerian Perindustrian juga menyiapkan program intensifikasi lahan produksi garam di Madura dan sentra produksi garam lainnya.
Pemerintah juga melakukan promosi investasi untuk menarik minat investor dan industri pengguna garam menanamkan modal untuk membangun industri garam.
Upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi garam untuk memenuhi kebutuhan garam nasional yang menurut data Kementerian Perindustrian sebanyak tiga juta ton pada 2010 dimana 660 ribu ton diantaranya untuk konsumsi rumah tangga dan sisanya untuk keperluan aneka industri.
Peningkatan produksi garam nasional juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap garam impor yang sampai sekarang masih besar.
Menurut Tony, impor garam berkisar antara 100 ribu ton sampai 150 ribu ton per bulan.
Sementara menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) impor garam yang pada Oktober 2010 sebanyak 154.782,6 ton (7,9 juta dolar AS) naik menjadi 275.027,2 ton (15,2 juta dolar AS) pada November 2010.
BPS juga mencatat selama Januari-November 2010 impor garam sebanyak 1,8 juta ton dengan nilai 96,4 juta dolar AS. Utamanya garam diimpor dari Australia, India dan China.
(M035/B0100
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011