Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah aktivis dari beberapa elemen di Jakarta menyerukan ajakan mengheningkan cipta untuk mengenang wafatnya mantan presiden Soeharto pada Minggu, 27 Januari mendatang pukul 13.00 WIB.
"Ajakan ini merupakan wujud kepedulian sebagai warga yang menghormati pahlawan bangsanya sendiri," kata Koordinator Nasional (Kornas) Aliansi Soehartois Patriot Pelopor Pembangunan Republik Indonesia (ASPPRI) Jantje Worotitjan di Jakarta, Kamis.
Seperti kata Proklamator RI, Bung Karno, kata Jantje, bangsa yang besar ialah bangsa yang tak pernah melupakan sejarah dan selalu menghormati pahlawan bangsanya.
Hal senada dinyatakan secara terpisah oleh Direktur Eksekutif Institut Studi Nusantara (ISN), Kenly Poluan, yang menilai bahwa apa pun masalahnya, almarhum Jenderal Besar Soeharto memiliki peran signifikan pada kurun waktu tertentu dalam sejarah kebangsaan Indonesia.
"Beliau punya kontribusi konkret dalam menggerakkan pembangunan nasional secara sistematis dan khas Indonesia, di saat situasi bangsa ini masih carut marut oleh berbagai masalah politik domestik yang luar biasa," ujarnya.
Kendati kemudian ia menghadapi situasi tak mengenakkan (harus turun dari singgasana) oleh gerakan reformasi total di akhir dekade 1990-an (sesudah berkuasa sekitar tiga dekade), tetap saja Pak Harto tidak bisa dilupakan begitu saja sebagai salah satu pemimpin besar kita.
"Obyektif sajalah. Setiap masa punya pemimpinnya dan setiap pemimpin sebesar apa pun pasti punya kelemahan. Tetapi yang harus jadi pegangan ke depan adalah mari kita semua memperbaiki kesalahan dan kelemahan itu bagi kejayaan bangsa, tidak terjerumus terus pada dosa sejarah atau saling menyalahkan," kata Kenly Poluan, alumnus Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia bidang ilmu politik.
Sebagaimana diketahui, Pak Harto lengser dari kursi kepresidenan pada awal 1998 dan sempat menghadapi persidangan kasus KKN.
Selanjutnya menderita sakit komplikasi serius hingga wafatnya dua tahun silam di RS Pertamina Jakarta.
September hingga November 2010, nama almarhum termasuk diantara nama-nama teratas yang diusulkan berbagai pihak untuk menerima gelar Pahlawan Nasional.
(M036/A025/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011