Jakarta (ANTARA) - DPP Partai NasDem mendesak aparat kepolisian menangkap pelaku penyerangan terhadap ulama dan ustadz di beberapa daerah.

"Saya ikut sedih dan prihatin kasus penyerangan kepada ulama terjadi lagi," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem Effendy Choirie dalam siaran persnya, di Jakarta, Selasa.

Pria yang biasa disapa Gus Choi ini tidak habis pikir mengapa yang selalu menjadi sasaran serangan adalah ulama dan para ustadz yang konsisten mengajarkan agama.

Diketahui, pada Minggu (19/9), sehabis salat Maghrib, seorang ustadz di Tangerang ditembak hingga wafat oleh orang tidak dikenal.

Lalu, Senin (20/9) seseorang mengejar dan menyerang ustadz yang sedang mengisi kajian di dalam salah satu masjid di Batam.

Tahun lalu, pendakwah Ali Saleh Mohammed Ali Jaber atau dikenal Syekh Ali Jaber ditusuk oleh Alpin Andria saat sedang menghadiri acara Wisuda Tahfidz Al Quran di Masjid Falahudin, Lampung, pada Ahad, 13 September 2020.

Baca juga: Polda Metro periksa lima saksi terkait penembakan di Tangerang
Baca juga: Tersangka penusukan Syekh Ali Jaber kena pasal berlapis
Baca juga: MPR: Pemerintah tingkatkan perlindungan tokoh agama di masa pandemi

Begitupun dengan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hidayah, Umar Basri, 60 tahun, dianiaya seseorang di dalam masjid usai menunaikan salat subuh pada Sabtu, 27 Januari 2018.

Anggota DPR RI 3 periode (1999-2014) ini mengaku akibat dari serangan kepada sejumlah ulama tersebut telah mengakibatkan kematian maupun luka-luka, sehingga menimbulkan kegelisahan dan keresahan di masyarakat.

Oleh karena itu, pria yang meraih gelar doktor dari Universitas Malaya tersebut mendesak agar aparat kepolisian dapat menangkap para pelaku dan mencari motif penyerangan kepada ulama maupun para ustadz tersebut.

"Pelaku-pelaku kejahatan harus diberantas, diadili dan dipenjara biar semua kapok dan tidak mengulangi perbuatannya," desak Gus Choi.

Sebab, tanpa adanya efek jera maka kasus seperti ini bisa terulang kembali di kemudian hari. Semua pihak pasti tidak menginginkan penyerangan kepada ulama terjadi.

Selain itu, Gus Choi yang pernah menjadi wartawan Harian Umum Surya ini mengakui kegiatan dakwah dan penyebaran kebaikan serta mencegah keburukan (amar makruf nahi munkar) pasti ada pihak yang tidak menyukainya.

Oleh karena itu, ia menganjurkan cara dan strategi dakwah dan penyampaiannya harus hikmah (bijaksana), kata-katanya harus baik dan tidak kasar.

"Jangan sembrono, dan dengan dialog yang lebih baik, santun dan elegan. Menyampaikan kebaikan harus dengan cara dan strategi yang baik pula. Selain itu juga perlu keteladanan," papar Gus Choi.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021