Malang (ANTARA News) - Konsorsium Liga Primer Indonesia (LPI) tidak takut apabila pelaksanaan kompetisinya dilaporkan ke polisi oleh PSSI, karena dianggap ilegal dan menyalahi aturan, kata juru bicara LPI, Abi Hasantoso.
Ketika berada di di Malang, Jawa Timur, Rabu, ia mengatakan, meski ada ancaman PSSI saat laga perdana yang akan digelar di Stadion Manahan, Solo, pada 8 Januari 2010, pihaknya tidak terlalu khawatir.
"Terkait ancaman pada laga perdana LPI yang akan mempertandingkan Solo FC melawan Persema Malang di Solo, kami tidak khawatir, sebab kami tidak melakukan tindakan kejahatan," ucapnya.
Ia juga menyatakan, LPI akan melindungi seluruh pemain dan pelatih apabila dijatuhi sanksi oleh PSSI.
"Kami siap bertanggung jawab terhadap pemain dan pelatih yang berlaga di LPI," ujarnya.
Abi menjelaskan, perlindungan terhadap pemain dan pelatih tersebut akan didampingi oleh penasehat hukum.
"Jika PSSI menjatuhkan sanksi, maka sebanyak 500-an pemain dan pelatih yang tergabung dalam 19 klub LPI akan menjadi korban. Oleh karena itu, kami sudah siapkan advokasi hukum," tuturnya.
Abi menegaskan, LPI adalah kompetisi yang legal dan tidak melanggar hukum, karena digelar berdasarkan hasil rekomendasi Kongres Sepak Bola Nasional (KSN) yang dilaksanakan di Malang pada Maret 2010.
"Dalam amanat itu disebutkan bahwa memperbaiki sepak bola di Tanah Air perlu melibatkan berbagai pihak, termasuk pengusaha yang tergabung dalam konsorsium LPI," paparnya.
Abi menjelaskan, pihaknya sebelumnya juga sudah berkonsultasi dengan Manajer Timnas, Andi Darussalam, dan dia menyarankan, agar dirinya membuat surat pernyataan yang berisi mosi tak percaya terhadap kompetisi yang berlangsung.
"Kata Pak Andi, menyarankan, agar membuat surat pernyataan yang berisi mosi tak percaya terhadap kompetisi yang berlangsung, serta membutuhkan kompetisi baru yang profesional," katanya menambahkan.
(T.KR-MSW/C004/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011