Jakarta (ANTARA) -
Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabsus) Tricakti TNI mencatat sebanyak tujuh DPO teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) jaringan Poso, Sulawesi Tengah, tewas sepanjang Tahun 2021.
Tim Analis Koopsgabsus di Poso Kolonel Inf Henri Mahyudi ketika dikonfirmasi, di Jakarta, Selasa, mengatakan keberhasilan tersebut merupakan pembuktian kerja sama antara TNI/Polri dalam mencari serta melumpuhkan 11 DPO teroris Poso.

Hal itu juga sekaligus sebagai upaya memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat, setelah pada 27 November 2020 terjadi aksi penyerangan dan pembunuhan empat warga di Lemban Tongoa, Sigi, Sulteng.

Pimpinan TNI, kata dia, membentuk dan mengirim Koopsgabsus Tricakti TNI untuk mengejar dan menangkap 11 DPO Teroris kelompok Qatar dan kelompok Ali Kalora di pedalaman hutan dan pegunungan Poso, Sigi dan Parimo Sulawesi Tengah.

Pasukan Koopsgabsus Tricakti di bawah pimpinan Mayjen TNI Richard T.H. Tampubolon beroperasi secara terkoordinasi dengan Satgas Madago Raya yang mulai efektif bekerja sejak awal Januari 2021.

Pasukan Koopsgabsus TNI mengawali tugasnya di daerah operasi Poso, Parimo dan Sigi.

Dalam manuvernya, kata Henri, Koopsgabsus Tricakti mengandalkan tim kecil dengan daya gempur tinggi serta memiliki daya jelajah tinggi dan sanggup bermanuver di berbagai medan.

Bahkan cuaca sangat ekstrem harus dihadapi tim untuk mengejar dan menyergap titik persembunyian 11 DPO Teroris Poso tersebut.

Baca juga: Rektor UIN Palu ajak semua pihak dukung TNI-Polri berantas terorisme

Baca juga: Aparat kejar sisa DPO teroris Poso setelah pimpinan MIT tertembak

"Kelompok Ali Kalora berhasil dikepung pertama kali oleh Tim Chandraca 5 Koopsgabsus dan Satgas Madago Raya di Hutan Taunca pada 2 Februari 2021, namun kelompok Ali Kalora berhasil meloloskan diri sesaat sebelum tim gabungan TNI/Polri tiba di lokasi," tutur Henri.

Saat itu, aparat gabungan TNI/Polri berhasil menyita berbagai perlengkapan milik kelompok Ali Kalora tersebut.

Perburuan terhadap kelompok Qatar dan kelompok Ali Kalora pun terus dilakukan secara terkoordinasi oleh semua unsur aparat keamanan yang terlibat di lapangan.

Koopsgabsus Tricakti dan Satgas Madago Raya melalui Tim Chandrasa 2 Koopsgabsus, akhirnya berhasil menyergap dan terlibat kontak tembak dengan kelompok Ali Kalora beserta tiga teroris lainnya di Pegunungan Watumatoto, Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir pada 1 Maret 2021.

Tim Koopsgabsus berhasil menewaskan 2 teroris Poso dalam penyergapan tersebut, di mana salah satunya adalah Irul alias Khairul yang merupakan menantu Santoso, pimpinan teroris Poso sebelumnya. Satu teroris lainnya yang tewas adalah Alvin alias Samil.

Kelompok Ali Kalora tersebut, lanjut Henri, sempat memberikan perlawanan kepada Tim Chandraca dengan membalas tembakan dan melempar bom rakitan serta bom lontong.

Saat penyergapan tersebut Ali Kalora tertembak di kakinya, namun bersama Jaka Ramadan berhasil melarikan diri dengan cara melompat ke jurang memanfaatkan cuaca gelap di hutan lebat dan lokasi TKP yang sangat jauh dari lokasi pemukiman masyarakat.

"Koopsgabsus TNI bersama Satgas Madago Raya kembali dapat menewaskan dua DPO teroris Poso," tuturnya.

Keberhasilan itu didapat setelah berhari-hari Tim Tricakti 3 Koopsgabssus TNI menaklukkan medan yang berat dan berhasil mengikuti jejak-jejak pelarian kelompok Qatar di wilayah yang sulit dijangkau baik melalui darat maupun udara di wilayah perbukitan pedalaman hutan Tokasa, Tanahlanto, Kabupaten Parimo.

Teroris Qatar dan Rukli tewas di tempat dalam operasi senyap yang berlangsung pada Minggu dini hari sekitar pukul 03.00 WITA, Minggu.

"Qatar yang dikenal sadis adalah eksekutor utama teroris Poso. Dia dipanggil Amir atau pimpinan dalam jaringan kelompok teroris Poso tersebut. Hal ini terungkap dalam sejumlah dokumen yang berhasil dibongkar dan dianalisa Tim Analis Koopsgabsus," ujar Henri.

Selama ini, kata dia, Qatar dan Ali Kalora berpisah karena ada ketidakcocokkan dan pertentangan di antara dua pemimpin teroris tersebut.

Baca juga: Mabes Polri terima laporan tewasnya Ali Kalora pimpinan MIT Poso

Baca juga: Polisi musnahkan bom lontong berdaya ledak tinggi milik Teroris Poso

Kemudian, tim gabungan Satgas Madago Raya berhasil menyergap dan menembak mati teroris bernama Abu Alim enam hari pasca-penyergapan Tokasa pada Sabtu (17/7).

Abu Alim sempat melarikan diri dari sergapan Tim Tricakti 3 dengan cara loncat ke lembah. Ia memanfaatkan cuaca gelap dan hutan lebat di daerah Batutiga, Torue, Parimo.

Melalui operasi yang terintegrasi secara terus menerus, pasukan TNI/Polri Satgas Madago Raya yakni Tim Sogili kembali berhasil menewaskan 2 teroris Poso di Perkebunan dekat dengan perkampungan Dusun Astina, Balinggi, Parimo, pada Sabtu (18/9/2021). Hasil identifikasi korban tewas adalah Ali Kalora dan Jaka Ramadan.

"Dengan demikian, operasi perburuan yang digelar Satgas gabungan TNI/Polri telah berhasil melumpuhkan tujuh orang DPO Teroris MIT Poso, termasuk tokohnya yakni Qatar dan Ali Kalora dalam periode Januari hingga pertengahan September 2021," papar Henri.

Sementara itu, Pangkoopsgabsus Tricakti Mayjen TNI Richard T.H Tampubolon saat dikonfirmasi mengatakan, hingga saat ini tinggal empat DPO teroris yang tersisa.

Mayjen Richard yang juga menjabat sebagai Komandan Koopssus TNI itu meminta dukungan dari masyarakat agar seluruh DPO teroris bisa segera ditangkap.

"Mohon doa dan dukungan untuk semua prajurit yang terus agresif dan bekerja keras di lapangan, agar segera dapat menumpas sisa empat DPO teroris lainnya," kata Richard.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021