Caracas (ANTARA News) - Presiden Venezuela Hugo Chaves berusaha untuk mengakhiri kebuntuan diplomatik dengan Amerika Serikat pada Selasa dengan mengajukan nama Bill Clinton, aktor Sean Penn atau sutradara Oliver Stone sebagai utusan ke Caracas.
Dalam pidato televisi pada Selasa, presiden Venezuela itu mengatakan ia sudah memiliki solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
"Saya berharap mereka mengajukan nama Oliver Stone. Saya mengajukan kandidat...Sean Penn, atau (ahli bahasa dan filsuf Noam) Chomsky. Kami memiliki banyak teman di sana. (Masih ada) Bill Clinton!" kata Chavez.
Stone mengunjungi Caracas pada Mei untuk pemutaran film dokumenter perdananya "South of the Border," yang memfilmkan pemimpin sayap kiri Amerika Latin. Ia mengatakan kepada wartawan bahwa ia mengagumi Chavez dan tindakan yang dilakukannya setelah berkuasa pada 1999.
Penn sudah terlibat dalam kegiatan kemanusiaan setelah gempa Haiti dan juga pernah memenangkan penghargaan Oscar untuk aktor terbaik dalam film "Mystic River" yang disutradarai Clint Eastwood dan aktivis homoseksual yang dibunuh, Harvey Milk, dalam film "Milk".
Chavez juga menceritakan bagaimana ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton secara singkat di sela-sela upacara pengangkatan Dilma Rousseff pada Sabtu di Brazil.
"Saya berkata kepada Nyonya Clinton, "Apa kabar suami Anda?" katanya. "Namun saya membuat kesalahan karena bahasa Inggris saya sangat jelek dan malah berkata "Bagaimana kabar istri Anda" dan ia (Hillary) tertawa, kemudian saya mengatakan suami."
Saat Obama menjabat pada Januari 2009 yang menjanjikan lebih banyak merangkul musuh, ada harapan mengenai kemungkinan adanya kedekatan hubungan kembali. Chavez mengurangi kata-kata tajamnya atas sang "kaisar" dan menjabat tangan pemimpin baru AS tersebut dalam suatu pertemuan.
Namun dalam beberapa bulan kemudian, Chavez mengatakan Obama mengecewakan dunia dengan mengikuti jalan pendahulunya George W. Bush dalam kebijakan luar negeri dan mengulangi retorikanya bahwa Carasas akan mendobrak lagi.
Terlepas dari perselisihan diplomatik terbaru, beberapa pihak melihat baik Venezuela atau AS berisiko menghancurkan hubungan perdagangan --terutama minyak-- yang penting bagi perekonomian kedua negara.
(KR-DLN/H-AK/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011