Pergerakan pasar saham Asia merespons negatif kasus meningkatnya risiko di China di mana perusahaan properti terbesar di negara tersebut sedang dicermati oleh pelaku pasar di seluruh duniaJakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup melemah, seiring meningkatnya kekhawatiran pelaku pasar terhadap dampak dari potensi gagal bayar utang raksasa pengembang properti China Evergrande Group.
IHSG melemah 15,56 poin atau 0,26 persen ke posisi 6.060,76. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 3,1 poin atau 0,36 persen ke posisi 851,73.
"Pergerakan pasar saham Asia merespons negatif kasus meningkatnya risiko di China di mana perusahaan properti terbesar di negara tersebut sedang dicermati oleh pelaku pasar di seluruh dunia," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Regulator telah memperingatkan bahwa kewajiban China Evergrande Group sebesar 305 miliar dolar AS dapat memicu risiko yang lebih luas terhadap sistem keuangan China jika utangnya tidak distabilkan.
Dari dalam negeri, pelaku pasar merespons positif keputusan Bank Indonesia (BI) untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate pada 3,5 persen. Keputusan itu sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah perkiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Bank Indonesia melihat kinerja ekonomi domestik telah menunjukkan adanya perbaikan secara bertahap seiring dengan perbaikan mobilitas akibat pelonggaran kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Pada awal Agustus 2021 aktivitas domestik membaik dan tercermin dari beberapa indikator diantaranya penjualan ritel, PMI manufaktur, sistem kliring BI dan RTGS yang menunjukkan adanya peningkatan. Kinerja ekspor juga tetap kuat seiring dengan kenaikan permintaan dari mitra dagang.
Baca juga: Saham Eropa dibuka naik, setelah sesi terburuk dua bulan
Sementara itu rupiah tercatat dalam posisi depresiasi 1,35 persen (year to date), relatif lebih rendah dibanding mata uang negara berkembang lainnya, yakni Malaysia, Filipina dan Thailand.
Dibuka melemah, IHSG terus bergerak di zona merah pada sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif sampai penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor terkoreksi dengan sektor keuangan turun paling dalam yaitu 1,01 persen, diikuti sektor perindustrian dan sektor kesehatan masing-masing 0,84 persen dan 0,73 persen.
Sedangkan tujuh sektor meningkat dengan sektor barang konsumen non primer naik paling tinggi yaitu 1,46 persen, diikuti sektor energi dan sektor transportasi & logistik masing-masing 0,63 persen dan 0,42 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp232,24 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.303.902 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 22,58 miliar lembar saham senilai Rp10,98 triliun. Sebanyak 229 saham naik, 284 saham menurun, dan 146 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei melemah 660,34 poin atau 2,17 persen ke 29.839,71, Indeks Hang Seng naik 122,4 poin atau 0,51 persen ke 24.221,54, dan Indeks Straits Times meningkat 23,66 poin atau 0,78 persen ke 3.065,39.
Baca juga: Saham Australia hapus kerugian, Indeks ASX ditutup naik 0,35 persen
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021