Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Jepang mengikuti pelemahan di pasar global menjadi ditutup lebih rendah pada Selasa, karena investor membuang aset-aset berisiko di tengah kekhawatiran potensi gagal bayar perusahaan properti China Evergrande Group, meskipun beberapa pembelian saham murah membantu membatasi kerugian.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) anjlok 2,17 persen atau 660,34 poin menjadi menetap di 29.839,71 poin, menandai penurunan terbesar sejak 21 Juni. Indeks Topix yang lebih luas tergelincir 1,70 persen atau 35,62 poin menjadi berakhir di 2.064,55 poin.

Meningkatnya kekhawatiran akan kemungkinan gagal bayar utang oleh Evergrande mengguncang pasar global pada Senin (20/9/2021), dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq di Wall Street mengalami persentase penurunan harian terbesar sejak Mei.

Namun, pelaku pasar mengatakan dampak aksi jual di pasar Jepang terbatas.

“Investor domestik yang telah menjual saham mereka pada puncak reli baru-baru ini membeli kembali saham pada penurunan hari ini, yang mendukung penurunan yang didorong oleh aksi jual asing,” kata Seiichi Suzuki, kepala analis pasar ekuitas di Tokai Tokyo Research Institute.

Saham kelas berat SoftBank Group menyeret Nikkei paling banyak, jatuh 4,98 persen, diikuti oleh pembuat AC Daikin Industries yang anjlok 4,71 persen, serta pemasok peralatan chip Tokyo Electron turun 2,45 persen.

Saham-saham sensitif terhadap ekonomi global juga menurun, dengan pembuat baja kehilangan 3,64 persen, pembuat mesin jatuh 3,37 persen dan pelayaran turun 3,2 persen.

Namun, saham-saham terkait perjalanan menguat di tengah harapan pembukaan kembali ekonomi ketika Tokyo menyaksikan penurunan infeksi COVID-19.

Airliners ANA Holdings terangkat 2,53 persen dan Japan Airlines melonjak 4,47 persen. Central Japan Railway, yang menjalankan kereta cepat antara Tokyo dan Osaka, juga menguat 3,15 persen.

Baca juga: Saham Jepang jatuh, ikuti aksi jual di Wall Street tertekan Evergrande

Baca juga: Saham Jepang berakhir menguat, indeks Nikkei terangkat 0,58 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021