Jakarta (ANTARA News) - Penasaran dengan dua koridor baru Busway TransJakarta, pada Selasa (4/1) saya menjajal Koridor XI Pinang ranti - Pluit dan X Cililitan -Tanjung Priuk.
Dua koridor itu mulai beroperasi pada 31 Desember 2010 setelah beberapa tahun tertunda. Halte yang sudah lebih dulu dibangun sempat terbengkalai tapi kini sudah diperbaiki.
Siang itu saya terlebih dulu ke menggunakan busway koridor I, Blok M-Kota dari shelter Bank Indonesia. Di shelter itu saya bertanya kepada petugas mengenai rute yang harus dilalui jika ingin mencoba koridor XI.
Si petugas, dari nama pengenalnya tertulis Ahmad Taufik, menjelaskan sambil menunjuk peta koridor bus TransJakarta. Namun, ketika saya menyebut tujuan Pinang Ranti, sang petugas langsung menyarankan saya untuk mengurungkan niat.
"Wah mending jangan deh, soalnya busnya lama datangnya saya takutnya mas nunggu berjam jam tetapi kalau mas tetap mau coba bisa lewat shelter Benhil lalu menuju ke shelter Semanggi," ujar Ahmad Taufik.
Dari shelter Bank Indonesia itu saya lalu naik TransJakarta tujuan Blok M lalu turun di shelter Benhil. Waktu menunjukan pukul 11.15 WIB. Dari shelter itu saya harus melewati jalan penghubung sejauh kira-kira 500 meter menuju shelter Semanggi.
Sesampainya di shelter itu, kini waktunya saya menunggu busway Koridor XI dari Pluit ke Pinang Ranti. Sepuluh menit berlalu namun bus tak kunjung datang. Saya hampiri petugas yang berjaga. "Tunggu saja mas, sebentar lagi juga datang," ujar petugas penjaga.
Dan benar saja, tak lama bus datang. Saya pun bergegas naik, bus dalam keadaan lengang dan hanya terlihat beberapa penumpang.
Selama perjalanan di dalam bus, saya berbincang dengan seorang penumpang bernama Asep saefullah (35) karyawan swasta yang bekerja di wilayah Tangerang. Saat itu ia hendak menuju Pinang Ranti untuk pergi ke taman mini untuk suatu urusan keluarga.
Asep mengaku berangkat pukul 9.00 WIB dari Pluit dan transit di Grogol menuju ke Cawang UKI atas petunjuk petugas yang berjaga di shelter itu. Meski di shelter tertera tujuan Pinang Ranti, ternyata busnya jurusan Grogol - Ciliitan.
Usut punya usut, ternyata jalur Pinang Ranti - Pluit memang harus dilalui dengan cara transit yaitu mulai dari Pinang Ranti - Cawang UKI - Grogol - Pluit.
Asep mengatakan, koridor baru itu sangat membantu dirinya, namun jarangnya armada membuat dirinya harus lama menunggu. "Kurang efektif kalau hendak sampai cepat ke tujuan. saya hampir menghabiskan sebungkus rokok, waktu nunggu busway-nya datang," kata Asep.
Armada yang kami gunakan bernomor Jet O74, dengan petugas jaga bernama Ariyanto. Di tengah perjalanan ketika melewati halte BNN (Badan Narkotika Nasional), ada peristiwa yang mengundang gelak tawa penumpang.
Pintu otomatis bus yang saya tumpangi mendadak tak berfungsi dan tak bisa ditutup. Sang supir dibantu petugas berusaha mengatasi masalah itu dengan menekan tombol otomatis dan Ariyanto mendorong pintu itu untuk menutup namun tetap tidak bisa.
Ketika pintu kiri berhasil ditutup kembali anehnya pintu sebelah kanan justru terbuka dan begitu seterusnya hingga menyulitkan Ariyanto.
"Ah sudahlah, nanti juga diperbaiki, tetapi kasihan nih anak baru nanti kalau berjaga di sini," katanya.
Ariyanto mengatakan bahwa armada koridor XI Bus transjakarta beroperasi mulai pukul 5.00 hingga 22.00 WIB. Jumlah bus yang beroperasi ada 22 unit dengan tambahan dari koridor satu sebanyak 5 bus.
Tak terasa, saya sudah harus transit di shelter Cawang UKI menuju ke Pinang Ranti, begitu juga dengan Asep yang sejak tadi berbincang bersama saya.
Di shelter ini saya dan Asep menunggu hingga 45 menit dan saya pun menyaksikan ia menghisap beberapa batang rokok hingga bus tiba. Singkatnya, kami pun tiba di Shelter Pinang Ranti pukul 12.55 WIB.
Asep mengatakan perjalanannya dari Pluit menuju Pinang Ranti memakan waktu 1 setengah jam dan ditambah setengah jam untuk menunggu bus.
"Mas baru merasakan berangkat ke Pinang Ranti, saya pernah dari Pinang ranti ke Pluit nunggu busnya sampai satu jam lebih. Kali ini masih tergolong cepat mas," ujar Asep.
Koridor X
Belajar dari pengalaman Asep, saya mencoba arah Pluit dari Pinang Ranti untuk membuktikan apa yang pernah dialaminya.
Kali ini saya tidak sampai Pluit, saya hanya ingin menuju kembali ke shelter Cawang UKI untuk kemudian ke Shelter Cililitan (Pusat Grosir Cililitan/PGC) guna mencoba koridor X.
Ternyata, saya merasakan juga lamanya menunggu bus seperti Asep. Sambil menanti bus tiba, saya perhatikan halte ini. Kondisinya terlihat masih baik namun langit-langit ada yang terlihat rusak, bolong dan terkesan kurang terawat. Lelah menunggu, saya keluar shelter untuk berbincang dengan pengojek yang mangkal di depan Tamini Square.
Ahmad Zamroni (28) salah satu pengojek, mengatakan sejak koridor X beroperasi, banyak pengguna ojek mengeluhkan jalanan semakin macet.
"Jalanan tambah macet, tapi itu berarti pemasukan buat saya. Makin banyak yang sewa buat ojek saya," kata Zamroni. Setengah jam di luar shelter, terlihat satu TransJakarta mendekat. Saya pun bergegas masuk shelter agar tak ketinggalan.
Satu jam untuk menunggu bus ternyata masih lumayan. "Anda tergolong beruntung, biasanya lebih lama," ujar seorang penumpang.
Setiba di shelter PGC Cililitan, saya membeli tiket seharga Rp3.500 untuk mencoba koridor X rute Cililitan - Tanjung Priuk.
Berbeda dengan kondisi di koridor XI, saya tak mendapati lamanya waktu menunggu, hanya butuh waktu lima menit dari membeli tiket hingga bus datang.
Saya bertanya kepada Safrudin, petugas jaga pada shelter PGC Cililitan mengenai jumlah armada untuk koridor X. Dia bilang ada 25 bus dan itu belum termasuk bus bantuan.
Beroperasinya koridor X disambut baik pengguna. "Sekarang enak kalau mau ke ITC Cempaka Mas bisa langsung dari sini," kata Dwi Nindita (25) karyawati yang bekerja di ITC Cempaka Mas.
Dwi bilang, sebelumnya dirinya menggunakan kendaraan umum biasa dan kerap khawatir jadi korban kejahatan. Dwi pernah kehilangan ponsel ketika menggunakan angkutan umum biasa. "saya merasa aman kalau naik busway, tetapi AC-nya itu kurang dingin," kata Dwi.
Perjalanan menuju Tanjung Priuk saya lalui dengan lancar dan hanya membutuhkan waktu satu jam lima belas menit bolak-balik. Kedua koridor yang saya coba tidak dilengkapi pemberitahuan dwibahasa seperti koridor Blok M - Kota.
Sebagai gantinya, petugas jaga berteriak memberitahukan nama setiap shelter yang disinggahi.
Rute busway Transjakarta koridor IX meliputi Terminal Pinang Ranti-Taman Mini Garuda-Pasar Kramat Jati-Cililitan-Sutoyo BKN-Cawang UKI-Cawang BNN-Cawang Ciliwung-Cikoko Stasiun Cawang-Tebet BKPM-Pancoran Tugu-Pancoran Barat-Tegal Parang-Kuningan Barat-Gatot Subroto Jamsostek-Gatot Subroto LIPI-Semanggi-Senayan JCC-Slipi Petamburan-Slipi Kemanggisan-S.Parman Harapan Kita-S.parman Podomoro City-Grogol 2-Latumenten Stasiun K.A-jembatan Besi-Jembatan Dua-Jembatan Tiga-Penjaringan-Pluit.
Koridor X (Cililitan-Tanjung Priok) dimulai dari Cililitan PGC-Sutoto BKN-Cawang UKI-Sutoyo Cawang-Panjaitan Penas-Kebon Nanas Cipinang-Prumpung Pedati-Stasiun Jatinegara-A.Yani Bea Cukai-Utan Kayu Rawamangun-Pramuka BPKP 2-Kayu Putih Rawasari-Pulomas Pacuan Kuda-Cempaka Putih-Yos Sudarso Cempaka Mas-Yos Sudarso Kodamar-Sunter Kelapa Gading-Plumpang Pertamina-Walikota Jakarta Utara-Permai Koja-Enggano-Terminal Tanjung Priok.
(yud/A038/ART)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011