Dia mengatakan dibutuhkan sebuah gerakan yang bisa menggalang kebersamaan untuk melakukan hal-hal positif yang bermanfaat untuk masyarakat.
"Ekonomi ke depan akan sulit sehingga yang paling diperlukan adalah kesatupaduan, tidak ada yang lain. Kita tidak akan mampu meningkatkan ekonomi dengan cepat karena itu perlu meningkatkan dan menguatkan barisan untuk menghadapi kondisi yang tidak cukup baik ini," kata Jazilul Fawaid atau Gus Jazil dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Baca juga: MPR: Butuh "role model" implementasikan nilai-nilai Pancasila
Hal itu dikatakannya saat hadir dalam acara pra-"launching" Serikat Rakyat Gotong Royong di Jakarta, Senin (20/9).
Dia menjelaskan gotong royong dalam konteks saat ini adalah kolaborasi atau kerja sama karena tidak ada kekuatan yang dominan sendiri.
Menurut dia, hal yang menguatkan namanya sinergi, jadi semua punya minat, arus, dan pekerjaan masing-masing.
"Kekuatan itu justru muncul melalui kolaborasi, sekarang ini tidak ada titik sentrum, tidak ada legenda seperti zamannya Rhoma Irama, Elvi Sukaesih, dan Michael Jackson. Saat ini semua menjadi top di tempat masing-masing," ujarnya.
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Perlu pendekatan baru penanganan lapas
Karena itu, menurut dia, Serikat Rakyat Gotong Royong akan diisi orang-orang dari berbagai latar belakang profesi, hobi, suku, ras, agama, dan keragaman lainnya yang memiliki visi kegotongroyongan.
Dia mengatakan organisasi tersebut akan membuat berbagai kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, misalnya di daerah Jawa bagian selatan dengan melakukan Kirab Pantai Selatan.
Rencananya, Serikat Rakyat Gotong Royong akan dideklarasikan di Bumi Sangkuriang, Kiputih, Kota Bangdung, Jawa Barat, bersama sejumlah klub motor.
Baca juga: Wakil Ketua MPR mendorong pemerintah wujudkan Dana Abadi Pesantren
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021