"Penanganannya umum saja karena kita melihat tidak ada sesuatu yang luar biasa," kata Mensos usai pemaparan rencana kerja 2011 di Kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) Kesra di Jakarta, Selasa.
Mensos menjelaskan, penanganan secara umum tersebut di antaranya dengan langkah-langkah tanggap darurat berupa penyediaan stok cadangan beras dan kebutuhan lainnya yang sudah dimiliki setiap daerah termasuk Jawa Timur.
Di setiap kabupaten dan kota, stok persediaan beras yang tersedia sebanyak 100 ton yang sewaktu-waktu dapat dikeluarkan oleh bupati/wali kota jika dibutuhkan untuk korban bencana alam.
Gunung Bromo mulai erupsi sejak 27 November 2010 setelah perubahan status dari Siaga menjadi Awas pada 23 November 2010 dan diturunkan lagi.
Namun, intensitas letusan mulai mengalami penurunan tanggal 1 Januari 2011, setelah gunung tersebut sempat mengalami letusan strombolian atau lava pijar disertai suara gemuruh pada 30 Desember 2010.
Sementara, aktivitas kegempaan Gunung Bromo hingga Senin (3/1) masih meningkat dengan didominasi oleh getaran tremor dan intensitas visual erupsi masih tetap tinggi.
Meskipun statusnya masih berubah-ubah, masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Bromo diingatkan agar waspada kemungkinan terjadinya aliran lahar terutama jika terjadi hujan lebat.
Gunung Bromo merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur.
Dengan ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Bromo berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang.
(D016/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011