Seoul (ANTARA News) - Korea Selatan mengirimkan lima pesawat patroli anti-kapal selam untuk menjaga kemungkinan potensi serangan Korea Utara, menurut satu laporan Selasa, di tengah tingginya ketegangan di perbatasan laut yang disengketakan.
Pihak militer Sabtu mengirimkan lima pesawat pengintai P-3CK sebagai tambahan 11 pesawat anti-kapal selam yang telah beroperasi mematroli pantai timur dan lepas laut barat, kata surat kabar JoongAng Ilbo, sebagaimana dikutip dari AFP.
Langkah itu "bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mendeteksi kapal-kapal selam setelah terjadinya serangan kapal selam Korea Utara terhadap kapal perang Cheonan," kata surat kabar itu mengutip seorang pejabat militer.
Seoul, merujuk pada hasil investigasi multinasional, menyalahkan Pyongyang menorpedo kapal perangnya, Cheonan, pada Maret 2010, yang menewaskan 46 pelaut, namun tuduhan tersebut dibantah keras Korea Utara.
"Dengan pengiriman tambahan pesawat pengintai maritim itu kami bisa mengintensifkan pemantauan gerakan-gerakan kapal selam Korea Utara di Laut Timur dan Laut Kuning," kata pejabat itu.
Pesawat tersebut, yang dijuluki "pembunuh kapal selam" berkemampuan mendeteksi dan menyerang kapal-kapal selam, menjadi bagian dalam latihan-latihan militer besar termasuk pelatihan angkatan laut bersama dengan Amerika Serikat pada Juli lalu, menurut surat kabar itu.
Seorang juru bicara angkatan laut membenarkan laporan itu kepada AFP, namun menolak memberikan detilnya.
Ketegangan militer lintas perbatasan meningkat setelah Pyongyang menembaki artileri pada pulau perbatasan Yeonpyeong di Laut Kuning pada November lalu, yang menewaskan empat warga Korea Selatan termasuk dua penduduk sipil.
Korea Selatan telah menggelar sebuah latihan militer yang mencemaskan, termasuk satu bersama-sama dengan AS, dalam unjuk kekuatan terhadap tetangga komunisnya, yang tidak menindaklanjuti dengan ancaman serangan baru yang mematikan.
Meskipun terjadi ketegangan, Presiden Korea Selatan Lee Myung-Bak Senin menghubungi Korea Utara, mengatakan bahwa Seoul terbuka untuk pembicaraan dan menawarkan hubungan ekonomi lebih erat.
Pada pidato kebijakan Tahun Baru-nya, hanya beberapa hari setelah Pyongyang menyerukan hubungan membaik pada tahun 2011, Lee juga mendesak Korea Utara untuk meninggalkan "petualangan militer."
Korea Utara, dalam tajuk bersama media pemerintah tentang Tahun Barunya Sabtu mengatakan, ketegangan "harus dijinakkan sedini mungkin," menekankan dialog dan kerjasama "harus dipromosikan secara proaktif."
(ANT/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011