Washington (ANTARA News) - Tawon, yang menjadi rentan akibat perkawinan sejenis dan penyakit, telah mati dalam jumlah yang mengerikan selama 20 tahun belakangan, dan sebagian populasinya merosot hingga lebih dari 90 persen, demikian satu studi yang disiarkan Senin (3/1).
Temuan tersebut memprihatinkan sebab tawon memainkan peran penting dalam penyerbukan tanaman seperti tomat, lada dan berri, demikian temuan dari studi selama tiga tahun yang disiarkan di Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), sebagaimana dikutip dari AFP.
Kemerosotan serupa juga telah terlihat di Eropa dan Asia, kata Sydney Cameron, dari Department of Entomology and Institute for Genomic Biology di University of Illionis, penulis utama studi itu.
"Penurunan populasi tawon di AS berkaitan dengan dua hal yang dapat kami pelajari: pathogen Nosema bombi dan penurunan keragaman genetika. Tapi kami tak mengatakan Nosema adalah penyebabnya. Kami tahu tahu," kata Cameron.
"Itu cuma kaitan. Mungkin ada penyebab lain," katanya.
Ia menambahkan penurunan tersebut "sangat besar dan belum lama". Kemerosotan populasi tawon diperkirakan telah berlangsung selama dua dasawarsa belakangan.
Nosema bombi adalah patogen lebah yang juga telah mempengaruhi tawon di Eropa.
Para peneliti mengkaji delapan spesies tawon di Amerika Utara dan mendapati "jumlah empat spesies yang relatif berlimpah telah merosot sampai lebih dari 90 persen, yang menunjukkan kematian tawon kian diperparah oleh penyusupan wilayah geografis", kata studi tersebut.
"Dibandingkan dengan spesies yang jumlah populasinya relatif stabil, spesies lebah memiliki keragaman genetika yang rendah, sehingga berpotensi membuat mereka jadi rentan terhadap patogen dan tekanan lingkungan hidup," katanya.
Sepupu mereka, lebah madu, juga telah mengalami kematian dengan jumlah yang mengerikan sejak 2006, dalam fenomena yang dikenal sebagai "gangguan keambrukan koloni", meskipun penyebabnya baru sepenuhnya dipastikan.
Tawon juga menghasilkan madu, tapi madu itu digunakan untuk memberi makan koloni tersebut, bukan diternak buat konsumsi manusia.
Namun, hewan itu dipelihara di Eropa untuk menyerbukkan sayuran yang ditanam di dalam rumah kaca di industri bernilai miliaran dolar AS yang belum lama ini dilancarkan di Jepang dan Israel dan akan dikembangkan di Mexico serta China, kata Cameron.
"Kami perlu mulai mengembangkan lebah lain untuk penyerbukan selain lebah madu, sebab mereka mengalami penderitaan yang sangat besar," tambahnya.
Ada sebanyak 250 spesies tawon, termasuk 50 di Amerika Serikat saja.
(ANT/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011