memiliki indikator yang tidak sedikit dan usaha yang keras
Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti berharap pandemi COVID-19 bisa segera berubah menjadi endemi seiring dengan membaiknya kondisi wabah virus Corona di Ibu Kota.
"Kita berharap tentunya itu bisa terjadi ya. Tetapi tetap apapun nanti statusnya harus dipastikan semua warga terlindungi melalui vaksinasi dan kita meniatkan 3T dan warga bersama menjaga terlaksananya 5M," kata Widyastuti di Jakarta, Senin.
Baca juga: Komisi E usul Dinkes jalin kolaborasi untuk capai kekebalan komunal
Merubah pandemi menjadi endemi, kata Widyastuti, memiliki indikator yang tidak sedikit dan usaha yang keras, seperti demam berdarah (DBD) yang setiap saat ada namun sudah bisa dikendalikan.
"Sehingga DKI Jakarta untuk demam berdarah menjadi daerah endemis demam berdarah, di mana setiap saat kasusnya ada dan bisa dikendalikan dengan baik," ujarnya.
Kondisi wabah COVID-19 di Jakarta, kata Widyastuti, sudah terkendali, namun dia meminta masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan, serta segera melakukan vaksinasi, mengingat saat ini sudah ada banyak pilihan vaksin COVID-19.
Baca juga: Persentase positif COVID-19 di DKI capai 2 persen dalam sepekan
"Jadi bisa sesuai dengan kondisi kesehatannya yang lebih aman dan bisa diterima dengan segala kondisi yang ada di masyarakat," tuturnya.
Meski menilai wabah COVID-19 di Jakarta terkendali, Widyastuti menyebutkan bahwa pihaknya belum mengetahui apakah level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jakarta akan turun atau tidak dari level 3, karena merupakan kewenangan pemerintah pusat.
"Namun apapun kondisinya kami tetap mengedepankan kemudahan akses layanan baik itu testing, tracing, treatment. Yang kita tahu bahwa penilaian level ini kan ada beragam faktor," tutur dia.
Baca juga: Kadinkes DKI sebut tidak ada laporan vaksin kosong di kelurahan
Kondisi COVID-19 di Jakarta berdasarkan data yang masuk pada 19 September 2021 mengalami perbaikan di mana terdapat kasus baru sebanyak 155 orang yang menyebabkan total konfirmasi kasus positif sebanyak 856.161 kasus.
Sementara jumlah kasus aktif di Jakarta turun sejumlah 29 kasus, sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 2.879 (orang yang masih dirawat/ isolasi).
Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 839.803 (naik 180) dengan tingkat kesembuhan 98,1 persen, dan total 13.479 orang (naik empat) meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,6 persen.
Adapun "positivity rate" atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 1,2 persen, artinya lebih rendah dari batas atas WHO yang menetapkan 5 persen untuk terkategori kawasan aman.
Sementara untuk data keterisian tempat tidur atau bed ocupancy rate (BOR) isolasi dan ICU di RS rujukan COVID-19 menjelang berakhirnya PPKM Level 3 Senin ini, turun ke angka 9 persen. Sementara ICU berada pada posisi 20 persen.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021