Surabaya (ANTARA News) - Operator telekomunikasi PT XL Axiata menggunakan genset portable untuk memasok kebutuhan listrik lima menara base transceiver station (BTS) di sekitar kawasan Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur.
Vice President Regional Timur XL, Djunaedy Hermawanto, di Surabaya Senin mengatakan, saat ini pasokan listrik dari PLN ke BTS terganggu setelah kabel listrik terputus dan tiang-tiang listrik roboh terkena abu vulkanik Bromo.
"Kondisi di sekitar kawasan Gunung Bromo benar-benar berat, tetapi kami tetap berkomitmen untuk terus menjaga BTS tetap menyala dan melayani pelanggan," katanya.
Ia mengatakan, dalam kondisi bencana seperti di sekitar Gunung Bromo, layanan komunikasi menjadi sangat penting bagi masyarakat, aparat pemerintah, petugas maupun relawan bantuan.
BTS terdekat yang dimiliki XL berada di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo yang berjarak sekitar tiga kilometer dari kawah Gunung Bromo.
"Teknisi kami terus berjaga-jaga dan memastikan BTS tetap menyala, meskipun hujan abu vulkanik bahkan pasir juga menerjang dan membebani bangunan shelter BTS," kata Djunaedy.
Menurut ia, sejumlah rumah di sekitar "shelter" BTS terlihat roboh karena tidak kuat menahan tumpukan abu vulkanik dan pasir yang menimpa atapnya.
"Kami bisa memastikan bahwa BTS XL yang berada di sekitar kawasan Gunung Bromo, merupakan satu-satunya yang masih inservice hingga saat ini," tambahnya.
Selain memastikan jaringan tetap lancar, XL juga terus menyalurkan bantuan tanggap darurat bagi warga sekitar Gunung Bromo, seperti obat-obatan dan masker.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Soekarwo telah menginstruksikan pengosongan rumah warga di Kabupaten Probolinggo yang tertimbun abu vulkanik akibat letusan Gunung Bromo.
"Bapak Gubernur meminta Pemkab Probolinggo dan aparat TNI mengosongkan rumah yang tertimbun abu Bromo," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Jatim, Gunarto, di Surabaya, Minggu (2/1).
Menurut Gunarto, pengosongan rumah itu untuk menghindari jatuhnya korban jiwa. "Dalam satu hari ketebalan timbunan abu vulkanik di atap rumah warga bisa mencapai 20 centimeter. Hal ini sangat membahayakan penghuninya," katanya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan, intensitas letusan Bromo pada Sabtu (1/1) berangsur turun pascaletusan strombolian atau lava pijar disertai suara gemuruh dari kawah Kamis (30/12).
"Kami berharap setelah letusan strombolian, intensitas letusan terus menurun," kata Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api PVMBG, Indrasto.
(D010/A035/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011