UMKM adalah lokomotif untuk pemulihan ekonomi
Jakarta (ANTARA) - Di tengah perkembangan kemajuan teknologi informasi yang demikian cepat, produk semua negara dihadapkan pada kompetisi teramat ketat.
Persaingan tidak hanya pada kualitas, tetapi juga harga barang. Yang terkini dari eksistensi sebuah produk adalah kecepatan barang sampai ke konsumen.
Dalam situasi seperti itulah produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) kini bersaing untuk hidup atau mati. Tidak saja UMKM dalam negeri tetapi juga luar negeri.
Dengan teknologi informasi, produk UMKM juga bersaing antarnegara.
Bahkan dengan platform perdagangan (e-commerce), belanja produk UMKM lintas negara semudah mengirim pesan singkat dari telepon seluler.
Karena itu, memacu UMKM agar menghasilkan produk berkualitas dan berdaya saing dengan harga kompetitif adalah mutlak. Kalau tidak, pasar akan dikuasai produk asing yang murah dengan kualitas baik.
Komitmen itu sebenarnya telah didengungkan oleh pemerintah sejak lama sekali. Presiden Soekarno telah mencanangkan berdikari.
Presiden Soeharto juga mendengungkan nilai-nilai kemandirian dengan mengutamakan produk dalam negeri.
Baca juga: Anies genjot ekosistem UMKM agar cepat tumbuh
Bahkan di awal dekade 1980-an ada drama keluarga "Aku Cinta Indonesia" (ACI) di TVRI.
Serial ACI menguatkan dan menggugah kesadaran publik mengenai pentingnya cinta kepada bangsa dan negara. Salah satunya senantiasa menggunakan produk dalam negeri.
Kalau dilihat dari waktu ke waktu sebenarnya penguatan kesadaran penggunaan produk dalam negeri telah menjadi komitmen setiap pemerintahan hingga kini. Bahkan menjadi janji setiap calon pemimpin daerah dan nasional.
Beberapa kepala daerah juga melakukan hal yang sama agar produk masyarakat di daerahnya terus berkembang.
Caranya antara lain dengan membuat program dan kampanye, pelatihan hingga bantuan permodalan dan peralatan.
Cara yang dinilai terbaik adalah menjadi pelopor penggunaan produk lokal dalam setiap kesempatan. Pada setiap acara pemerintah maupun keluarga.
Dengan demikian akan dicontoh warganya. Di samping tentunya membanggakan yang pada akhirnya akan diikuti warga.
Jadi, penggunaan produk lokal tidak sekedar program dan seremonial, tetapi bagian dari gaya hidup.
Pesaing
Sebuah produk diyakini bisa terus berkembang kalau terserap pasar. Artinya dibeli oleh masyarakat.
Kalau produknya laku, pelaku UMKM tentu memiliki peluang dan kesempatan luas untuk tetap melanjutkan usahanya, bahkan dengan pembinaan intensif mampu berinovasi.
Sayangnya, persaingan produk kadang menghadirkan produk pesaing terutama dari luar negeri yang lebih bagus kualitasnya dan lebih murah harganya.
Baca juga: BI DKI pertemukan ekosistem UMKM untuk percepat pemulihan ekonomi
Dalam kaitan inilah komitmen menggunakan produk dalam negeri menjadi tantangan cukup berat di tengah harapan agar UMKM dalam negeri juga tetap eksis.
Karena itu, perlindungan negara dan pemerintah sangat butuhkan yang tidak sekedar kebijakan, apalagi hanya seremoni.
Tanpa adanya langkah nyata, ekosistem UMKM akan tersingkir dari percaturannya dengan pemain-pemain lintas negara.
Adanya program dan fasilitas dari pemerintah bagi UMKM untuk bertahan pada masa sulit tentu menggembirakan, khususnya saat terjadi wabah seperti saat ini.
Harapannya, UMKM segera mengambil peran strategisnya kembali saat wabah mulai terkendali.
UMKM adalah lokomotif untuk pemulihan ekonomi sehingga jangan sampai terlambat mengambil momentum.
Pacu pertumbuhan
Itu yang tampaknya sedang dilakukan di DKI Jakarta dengan menggenjot ekosistem UMKM agar pelaku usaha tersebut segera bangkit dan kembali tumbuh.
Langkah itu diwujudkan melalui Jakpreneur yang di dalamnya ada "Program Designers Lab"
Ini merupakan wadah yang diharapkan akan membuat mereka tumbuh lebih cepat, melalui ekosistem di Jakprenuer.
Baca juga: BI DKI ungkap Jakarta punya modal lanjutkan pemulihan ekonomi
Mereka difasilitasi pelatihan, keterhubungan antara pelaku UMKM dengan pasar dan institusi keuangan untuk mendorong sisi pasokan (suplai).
Tak hanya itu, sisi permintaan juga didorong atas peran dari pemerintah seperti menghadirkan regulasi fleksibel dan memberikan kemudahan bagi mereka agar bertumbuh setelah dihantam pandemi COVID-19.
Saat ini jumlah UMKM di Jakarta diperkirakan mencapai 1,1 juta dan aktivitasnya berperan penting untuk mendorong perekonomian di Ibu Kota.
Sedangkan jumlah anggota Jakpreneur hingga akhir 2020, diperkirakan sekitar 140 ribu pelaku usaha.
"Program Designers Lab" hadir berkat kerja sama Pemprov DKI Jakarta dengan Pemerintah Negara Bagian Berlin (Jerman) untuk mendukung kemajuan ekosistem pelaku usaha rintisan di Jakarta.
Nantinya, "Program Designers Lab" mendukung Startup Support Organizations melalui pelatihan dan sertifikasi untuk mengembangkan ekosistem kewirausahaan Jakarta, mendorong inovasi yang sistematik, ketahanan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja di Jakarta.
Beli lokal
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun memfasilitasi pemasaran produk dari UMKM yang tergabung dalam Jakpreneur, antara lain melalui "Jumat Beli Lokal" secara digital.
Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretariat Daerah DKI Jakarta, Sri Haryati, meluncurkan program perdana "Jumat Beli Lokal" di Jakarta, Jumat (10/9).
Program "Jumat Beli Lokal" adalah pameran daring produk UMKM yang diadakan setiap Jumat melalui media sosial dan kanal belanja digital.
Untuk promosi produk UMKM itu dikenalkan melalui media sosial instansi Pemprov DKI Jakarta.
Baca juga: OJK DKI optimistis kinerja UMKM segera pulih
Salah satunya melalui akun Instagram Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta.
Berbagai produk unggulan dipamerkan dalam program tersebut, antara lain, makanan, pakaian hingga kriya. Untuk program perdana ini, produk yang ditawarkan khusus produk makanan.
Dalam kegiatan tersebut, puluhan pelaku UMKM di Jakarta dilibatkan dengan beragam produk makanan mulai dari camilan, kue hingga produk untuk kesehatan seperti madu. Pada ajang pertama ini diikuti enam pelaku usaha binaan.
Salah satu pelaku UMKM yang berpartisipasi adalah M Alamudi dari Cipayung, Jakarta Timur yang menjual produk makanan, yakni kacang almond.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Gumilar Ekalaya mengemukakan kemudahan akses pemasaran produk secara digital harus bisa dimanfaatkan, antara lain melalui "Jumat Beli Lokal".
"Jumat Beli Lokal" pekan ini merupakan yang kedua kali. Pelaksanaan kedua ini diikuti sebanyak tujuh pelaku usaha binaan.
Sebanyak 73 jenis produk fesyen dan kriya dipamerkan dalam bazar daring tersebut setelah sebelumnya pada pelaksanaan bazar perdana menjual produk kuliner.
Untuk membeli produk binaan Jakpreneur Disparekraf Provinsi DKI Jakarta bisa dibeli melalui tautan https://tokopedia.link/jakpreneurofficial.
Disparekraf Provinsi DKI Jakarta juga masih membuka kesempatan bagi pelaku usaha yang ingin tergabung menjadi Jakpreneur.
Pendaftaran bisa dilakukan dengan mengunjungi tautan https://linktr.ee/ekrafjkt.
Dengan program ini, Jakarta memiliki modal besar untuk melanjutkan tren pemulihan ekonomi.
Hal itu didorong vaksinasi COVID-19 hingga bertambahnya jumlah pelaku UMKM menggunakan sistem pembayaran digital.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta Onny Widjanarko pada pembukaan JaKreatiFest 2021 di Jakarta, hingga saat ini sudah 1,3 juta pelaku termasuk UMKM di Jakarta yang menggunakan sistem pembayaran digital (QRIS).
Semua pihak perlu bersinergi dan berkolaborasi untuk menggali potensi sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Antara lain sektor UMKM syariah, industri kreatif dan pariwisata termasuk industri konferensi dan pameran (MICE), ekonomi serta keuangan digital.
Sektor tersebut dapat menjadi peluang mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan khususnya di Jakarta.
Dengan tekad dan komitmen bahwa produk kreatif lokal tidak kalah saing dengan produk-produk luar negeri, kini dibutuhkan dukungan masyarakat untuk sama-sama membantu memajukan produk lokal Indonesia, khususnya di Jakarta.
Wabah telah menyebabkan banyak UMKM terkena dampak, bahkan tak sedikit yang menyerah dan gulung tikar. Ketika wabah mulai terkendali, ekosistem ini pun bersiap bangkit lagi.
Kini, dunia usaha sedang menyongsong masa pemulihan. UMKM pun segera menapaki musim semi.
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021