"Distribusi avtur dari pemasok sering macet sehingga menghambat penerbangan," kata General Manager Sriwijaya Airlines Tanjungpinang, ibu kota Kepulauan Riau, Ucup Setiabudi, Minggu.
Ia mengatakan sudah beberapa kali protes kepada BUMD PT Pembangunan Kepri yang menyediakan avtur, tetapi kemacetan masih terjadi dan terakhir pada 1 Januari 2011.
Pengelola maskapai penerbangan itu tidak berdaya, terutama menghadapi protes yang disampaikan penumpang.
Sebagian penumpang tidak mau mengerti terhadap permasalahan teknis yang dihadapi Sriwijaya.
Kondisi tersebut menimbulkan rasa tidak percaya penumpang terhadap Sriwijaya, meski telah berupaya melayani penumpang tepat waktu.
"Kondisi ini merugikan kami, dan seharusnya tidak terulang lagi pada tahun 2011," kata Ucup.
PT Pembangunan Kepri membeli avtur dari Batam, kemudian dibawa ke Tanjungpinang dengan menggunakan kapal laut.
Beberapa waktu lalu, Sekretaris Komisi II DPRD Kepri Rudy Chua, mengatakan, seharusnya permasalahan keterbatasan avtur di Bandara Raja Haji Fisabilillah dapat diatasi, antara lain dengan menyediakan tangki di bandara.
Permasalahan itu juga telah didiskusikan sekitar empat tahun lalu. Hanya, hasil pembicaraan untuk menyediakan tangki avtur di bandara tersebut belum dilaksanakan.
"Ada tangki besar di Kijang yang dapat digunakan untuk menyimpan avtur. Berdasarkan rencana empat tahun yang lalu, Pertamina bersedia menggunakan tangki tersebut," katanya.(*)
(T.KR-NP/A013/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011