Palu (ANTARA) - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Tengah mengajak semua pihak di provinsi ini untuk membangun kerja sama dalam rangka mencegah perkembangan gerakan radikalisme dan terorisme.
"Keterlibatan atau melibatkan semua komponen bangsa sesuai wewenang dan kapasitasnya sangat penting," kata Ketua FKPT Sulteng Dr Muhd Nur Sangadji, di Palu, Minggu.
Upaya TNI-Polri mengejar dan memberantas kelompok garis keras Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di wilayah Sulteng bagi FKPT harus didukung semua komponen dan elemen bangsa.
"Dengan adanya kejadian tertembak matinya Ali Kalora dan Jaka Ramadhan, kita berharap kelompok yang tersisa agar menyerahkan diri," kata Muhd Nur Sangadji.
FKPT Sulteng mengapresiasi Satgas Madago Raya yang berhasil menembak mati Pimpinan MIT Ali Kalora dan anggotanya Jaka Ramadhan pada kontak tembak yang terjadi di Kabupaten Parigi Moutong, Sabtu (18/9).
Nur Sangadji mengemukakan tertembaknya Ali Kalora dan Jaka Ramadhan besar harapan agar kelompok yang tersisa lebih kurang empat orang segera menyerahkan diri.
"Bapak Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura, bahkan telah ikut menghimbau tentang hal ini," sebutnya.
Baca juga: Satgas amankan puluhan barang bukti milik teroris Poso yang tertembak
FKPT Sulteng berharap dengan tertembaknya dua DPO itu tidak muncul lagi tambahan anggota baru. Baik yang berada dari luar maupun dari Sulawesi Tengah sendiri.
"Untuk kepentingan jangka pendek dibutuhkan kesiagaan petugas di gerbang masuk Sulawesi Tengah. Baik darat, laut maupun udara. Begitu juga di wilayah aglomerasi operasi kelompok ini, antara lain Palu, Donggala, Parigi, Sigi, dan Poso," kata Muhd Nur Sangadji yang juga akademisi Untad Palu.
FKPT Sulteng menilai hal penting yang harus dilakukan adalah membangun kesiagaan di tingkat mikro, kecamatan, desa, RW, dan RT.
Bahkan, keterlibatan lembaga atau organisasi di tingkat masyarakat seperti dasa wisma, kelompok pengajian, kelompok ibadah, dan sejenisnya sangat penting.
Baca juga: Sahroni apresiasi kinerja Polri lumpuhkan pimpinan MIT
Sementara untuk jangka panjang, ujar dia, pertama, perlu terus menerus mendorong upaya pencegahan. Mendidik generasi melalui dunia pendidikan. Menyisipkan dalam pelajaran yang berkaitan dengan kebangsaan.
"Misalnya pendidikan Pancasila, pendidikan karakter, dan sejenisnya," ujarnya.
Kedua, membangun kepekaan masyarakat atau warga terhadap isu radikalisme dan terorisme. Ia menyebut rukun tetangga (RT) perlu direvitalisasi peranannya dan organisasi masyarakat perlu diberdayakan.
Baca juga: Aparat kejar sisa DPO teroris Poso setelah pimpinan MIT tertembak
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021