Jakarta (ANTARA) - Guru Penggerak dari SDN Jetisharjo, Sleman, Yogyakarta, Khoiry Nuria Widyaningrum, mengatakan guru perlu melakukan inovasi di ruang kelas untuk menghadirkan sekolah yang menyenangkan bagi siswa.

“Guru perlu melakukan inovasi untuk bisa menghadirkan sekolah yang menyenangkan. Saya mulai berinovasi sejak ikut dalam Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM),” ujar Nuri di Jakarta, Ahad.

Dia menambahkan melalui GSM merupakan wadah untuk saling bertukar inspirasi mengenai praktik baik pembelajaran di dalam kelas. Tidak hanya praktik baik saat pembelajaran tatap muka, tetapi juga praktik baik dalam pembelajaran jarak jauh.

Selain salah satu Guru Penggerak Kemendikbudristek Nuri juga guru penyimpang di GSM. Guru penyimpang adalah guru yang memiliki perilaku menyimpang dalam mengajar, namun memberikan dampak positif pada karakter dan hasil belajar siswa.

Nama Nuri menjadi viral beberapa hari terakhir karena Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim bermalam di rumahnya saat di Yogyakarta. Saat menginap di rumahnya, Nuri menyampaikan sejumlah persoalan pendidikan yang dialami oleh guru.

Pendiri GSM Muhammad Nur Rizal mengatakan pihaknya berupaya bagaimana menjadikan siswa sebagai subjek pembelajaran. Pembelajaran yang diberikan di sekolah harus bisa memanusiakan setiap siswa agar dapat tumbuh menjadi anak yang mandiri dan memiliki keterampilan dalam menyelesaikan persoalan riil kehidupan.

“Melalui GSM, kami berupaya mengubah pola pikir guru mengemban pembelajaran. Setelah itu pola pikir baru kemudian perubahan perilaku dalam mengajar,” katanya.

Nur Rizal mengakui bahwa banyak guru yang juga gelisah dengan sistem pendidikan yang membebani anak, sehingga membuat anak malas ke sekolah. Untuk itu, perlu adanya inovasi pembelajaran yang membuat anak-anak bersemangat dan punya motivasi tinggi ke sekolah.

“Saat motivasi anak ke sekolah tinggi, maka hasil akademik pada saatnya akan mengikuti,” kata Nur Rizal.

Selain mendorong motivasi siswa untuk belajar ke sekolah, cara ini juga berhasil membangun iklim pembelajaran yang sangat positif. Guru pada akhirnya lebih fokus berkarya dan berkegiatan yang mengarah pada manfaat bagi siswa.

“Guru juga menjadi lebih terbuka, membangun kolaborasi positif dengan sesama guru dari sekolah lain,” kata Nur Rizal.

Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021