Jakarta (ANTARA) - BRI melakukan aksi korporasi rights issue guna mengembangkan ekosistem ultra mikro yang dapat menjadi sumber pertumbuhan baru di tengah pandemi COVID-19.
Salah satunya berupa prospektus dengan menawarkan 28,213 miliar saham baru Seri B dengan harga pelaksanaan rights issue BBRI sebesar Rp3.400 per lembar.
“Pada tahun pertama, ketiga entitas akan membangun pondasi yang kuat melalui rencana pasca integrasi yang akan dilakukan dengan menerapkan beberapa inisiatif diantaranya co-location,” kata Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu.
Pada tahun kedua, lanjut Catur, Pegadaian dan PNM akan memasuki fase penguatan (strengthen) untuk memastikan terwujudnya sinergi.
Baca juga: Penjualan SR015 BRI melonjak, capai Rp2,98 triliun
“Beberapa inisiatif yang direncanakan antara lain mengembangkan digital channel untuk memudahkan nasabah UMi dalam mengakses produk UMi holding,” ujarnya.
Kemudian pada fase ketiga, perseroan akan melakukan peningkatan kapabilitas, demi mencapai tujuan BRI untuk berkontribusi pada aspirasi inklusi keuangan Indonesia.
Beberapa inisiatif yang akan dilakukan diantaranya meluncurkan program pemberdayaan dalam skala penuh, untuk meningkatkan literasi keuangan pertumbuhan bisnis dan penetrasi digital bagi nasabah BRI, Pegadaian, dan PNM.
Lebih lanjut Catur mengungkapkan bahwa segmen ultra mikro masih memiliki potensi pertumbuhan yang besar. Menurut Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun 2019, dari 65 juta usaha mikro di Indonesia, 46 juta diantaranya membutuhkan pendanaan.
Baca juga: Rights issue BRI untuk hadirkan ekosistem ultra mikro terbesar di RI
Dari jumlah tersebut hanya sekitar 20 juta usaha ultra-mikro yang telah memperoleh akses pendanaan dari sumber formal seperti bank, BPR, perusahaan gadai, koperasi maupun lembaga keuangan lainnya.
“Sekitar 12 juta usaha ultra-mikro lainnya mendapatkan akses pendanaan dari sumber informal seperti keluarga, kerabat dan lembaga informal lainnya. Masih terdapat sekitar 14 juta usaha ultra-mikro yang belum memiliki akses pendanaan sama sekali, baik dari sumber formal maupun informal. Inilah yang akan menjadi target pertumbuhan bisnis ultra mikro ke depan,” tutur Catur.
Selain itu, dari sisi bisnis, ekosistem UMi akan memungkinkan ketiga entitas memperkuat proses akuisisi dan penjaminan, dengan memanfaatkan kemampuan integrasi database yang dapat mengintegrasikan lebih dari 20 juta data nasabah pinjaman serta didukung oleh kemampuan digital dan analitik.
Saat ini BRI telah memiliki lebih dari 120 juta nasabah simpanan dan lebih dari 13 juta nasabah pinjaman. BRI merupakan pemimpin pasar bisnis mikro di Indonesia dan menguasai 60 persen market share yang terdiri dari 12,4 juta nasabah mikro.
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021