Pembangkit bernama Jetpro Indonesia tersebut rencananya akan memasok listrik bagi dua pompa air bersih, dan sekitar 30 kepala keluarga miskin di Desa Mario Rennu, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba.
Menurut Direktur PT Perkasa Bima Kencana selaku agen tunggal penjualan Jetpro di Indonesia, Erik Elisar, pihaknya telah melakukan perakitan mesin sejak 15 Desember 2010 dan siap beroperasi pada akhir Januari 2011.
"Penggunaan turbin dengan energi terbarukan dari angin secara komersil di Bulukumba merupakan yang pertama kali di Asia Tenggara. Selama ini, banyak pihak yang melakukan namun selalu gagal," ujarnya.
Dia mengatakan, investasi pengadaan mesin turbin produksi Jetpro International dari Taiwan tersebut bernilai Rp2 miliar.
Pembangkit menggunakan sekitar 140 turbin angin yang disatukan sehingga mampu menyediakan listrik maksimal 28 kw dari permintaan program sebesar 18 kilo watt (kw).
"Setiap turbin mampu menghasilkan daya maksimal 200 watt dan ternyata ada surplus. Jadi setelah untuk pompa air, sisa daya kami bagikan ke rumah penduduk," ujarnya.
Dia menjelaskan, masalah air bersih sangat krusial di Bulukumba. Menurut data Dinas Kesehatan setempat, tingkat kematian akibat kekurangqn suplai air bersih mencapai satu orang setiap tahun. Jauh dari standar PBB yang menetapkan 0,2 orang per tahun.
Namun, potensi angin di Bulukumba cukup baik dengan rata-rata kecepatan 12 meter per detik, sehingga pemerintah setempat berupaya mengatasi kendala kelistrikan pompa air dengan menggunakan turbin angin.
"Jika menggunakan bahan bakar biayanya tinggi. Kecepatan angin seperti itu sudah mampu menghasilkan energi yang kemudian disimpan di baterai penyimpanan," katanya.
Erik mengatakan, masyarakat tak perlu khawatir jika terjadi angin kencang seperti topan, sebab panel pembangkit memiliki detektor kecepatan yang secara mekanis akan mengerem kecepatan turbin namun tak menghentikan suplai listrik.
(ANT/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011