New York (ANTARA News) - Pergantian tahun 2010 ke 2011 di New York, Amerika Serikat (AS), pada Jumat tengah malam (Sabtu WIB) dirayakan oleh jutaan orang yang menyesaki wilayah Time Square, sebuah pusat keramaian di kawasan Manhattan.
Baik warga setempat maupun dari kota-kota lainnya di AS maupun para turis yang berdatangan dari berbagai dunia berkumpul untuk merayakan detik-detik pergantian tahun, yang antara lain diwarnai dengan penurunan bola raksasa, pesta kembang api serta konser musik.
Bola raksasa yang tiap tahun menjadi salah satu atraksi utama dalam tradisi pergantian tahun di Time Square merupakan bola kristal dengan berat enam ton, diameter sekitar 3,7 meter serta memuat lebih dari 30.000 lampu LED.
Bola kristal itu biasanya dijatuhkan dari gedung oleh belasan orang, termasuk teknisi komputer dan ahli mesin.
Warga yang ingin mengulang menonton tradisi penurunan bola raksasa itu sendiri sudah sejak 10 jam sebelumnya mulai menyesaki wilayah Time Square.
Di bawah cuaca dengan suhu udara sekitar 5 derajat Celcius, masyarakat berbondong-bondong mendatangani Time Square dengan berjalan kaki atau menggunakan kereta bawah tanah.
Seperti biasanya yang terjadi pada malam pergantian tahun, pihak berwenang menutup beberapa ruas jalan bagi kendaraan sehingga mereka yang menggunakan kendaraan darat harus berjalan kaki sejauh beberapa blok untuk mencapai Time Square.
Time Square adalah salah satu titik dan pusat kota yg sepanjang tahun ramai dikunjungi turis dari berbagai kota dan negara itu.
Seperti yang terlihat di lapangan, perayaan pergantian tahun pada Jumat malam itu berlangsung meriah --dengan teriakan-teriakan penuh kegembiraan dari kerumunan massa-- namun tetap tertib dan aman.
Para petugas kepolisian dikerahkan di berbagai sudut dan ruas jalan untuk mengantisipasi kejahatan seperti pencopetan atau insiden bentrokan karena mabuk-mabukan.
Pihak berwenang sebelumnya meminta masyarakat yang akan menuju Time Square agar tidak membawa minuman beralkohol.
Antisipasi teror
Selain kejahatan dan bentrokan, Kepolisian New York juga melakukan antisipasi terhadap kemungkinan upaya atau aksi terorisme untuk menghindari insiden seperti delapan bulan lalu ketika seorang imigran Pakistan berupaya meledakkan sebuah mobil di wilayah Time Square.
Kepala Kepolian New York (NYPD), Ray Kelly, sebenarnya tidak ada ancaman teror yang dideteksi terhadap kota New York.
Namun, ia mengatakan, pengamanan tetap harus dijalankan secara ketat, antara lain dengan mengerahkan personil, blokade, hingga para petembak ulung yang ditempatkan di atap gedung-gedung sekitar Time Square.
Perayaan malam tahun baru itu sendiri berlangsung beberapa hari setelah New York dan sejumlah kota lainnya di kawasan pantai timur AS dilanda badai salju hebat.
Sejak Jumat sore, jalan-jalan di sekitar dan menuju Time Square sudah relatif bersih dari salju walaupun di beberapa wilayah kota New York lainnya, terutama Brooklyn, timbunan salju masih menggunung di berbagai sudut.
Akibat badai yang terjadi sepanjang hari pada Minggu (26/12) lalu, kegiatan masyarakat kota New York dan sekitarnya pada keesokan harinya nyaris lumpuh.
Pada Senin (27/12) hampir tidak ada kendaraan yang melintas di jalanan karena lapisan salju relatif tinggi, mencapai hingga lebih dari 50 cm.
Sekolah-sekolah diliburkan, sementara pada hari yang sama dua bandar udara yang berlokasi di kota New York, John F. Kennedy dan LaGuardia, juga ditutup dari kegiatan penerbangan akibat badai salju.
Namun demikian, tidak sedikit kegiatan perekonomian dan perkantoran di wilayah kota New York yang tetap menjalankan kegiatannya, termasuk kantor perwakilan Indonesia di New York yaitu Konsulat Jenderal dan Perwakilan Tetap RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Menurut Pelaksana Tugas Konsul Jenderal RI-New York, Bambang Antarikso, pihaknya memang tidak meliburkan kegiatan KJRI pada tanggal 27 Desember.
Selain mengantisipasi adanya masyarakat yang memerlukan pelayanan, juga untuk memantau kondisi masyarakat Indonesia yang tinggal di wilayah-wilayah pantai timur laut AS yang terkena dampak badai salju.
"Semua orang termasuk warga Indonesia memang mengalami masalah atau kesulitan karena dampai badai salju tersebut, tapi sejauh pemantauan kami, Alhamdulillah tidak ada warga kita yang mengalami kesulitan yang sangat parah," ujar Bambang.
Sehari setelah badai salju, pada umumnya masyarakat di New York harus berjalan kaki lebih jauh untuk dapat sampai ke tempat tujuan masing-masing karena lapisan salju tebal tidak memungkinkan kendaraan beroperasi.
(T.K-TNY/H-AK/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011