Singaraja (ANTARA News) - Kadek Eka Yudi Setiawan (32) warga Desa Titab, Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Bali, pada Sabtu ditemukan tewas di Sungai Saba, Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, usai banjir bandang melanda wilayah barat Kota Singaraja sejak Jumat (31/12) malam.
Sementara itu, Ketut Sempiran (60), warga Dusun Angsa Sari, Desa Titab, masih belum diketahui nasibnya setelah terseret banjir yang juga mengakibatkan jembatan permanen sepanjang 25 meter di desa tersebut putus terseret arus sungai yang meluap.
Kepala Desa Titab, I Gusti Nyoman Darsana, ketika dikonfirmasi mengemukakan bahwa mendapat laporan dari warganya, ada puluhan sapi hanyut dan baru sekitar sepuluh ekor yang ditemukan mati akibat musibah tersebut.
Hujan yang turun sejak Jumat pagi di kawasan utara Pulau Dewata menyebabkan banjir bandang yang arusnya datang dari arah selatan dan mengakibatkan sejumlah kerusakan infrastruktur penting, sawah, rumah warga, serta korban jiwa.
Tubuh Yudi, yang menjadi korban banjir bandang, ditemukan oleh seorang siswa bernama Sihab saat hendak memancing di Sungai Saba. Kondisi jenazah korban mengenaskan, di antaranya bagian kepalanya hancur.
Menurut sejumlah keterangan, Yudi awalnya nekat menyeberangi jembatan yang menjadi satu-satunya akses keluar-masuk Desa Titab dengan menggunakan sepeda motor Yamaha Yupiter pada saat banjir bandang sedang berlangsung.
Beberapa warga di dekat kawasan jembatan telah memperingatkan agar Yudi mengurungkan niatnya, karena arus banjir semakin deras dan masih hujan deras.
Baru lepas sekitar sepuluh meter melintasi jembatan, mendadak infrastruktur penting milik pemerintah Kabupaten Buleleng tersebut putus terseret arus.
Kepala Yudi diperkirakan terbentur material jembatan yang terbuat dari beton, sementara sepeda motornya terseret serta ditemukan sekitar 500 meter sebelah utara sarana penghubung lintas sungai di desa itu.
Di sisi lain, longsor yang juga terjadi di jalur lintas utama penghubung antar kabupaten di Banjar Subuk kawasan desa itu menyebabkan empat rumah rusak tertimbun tanah longsor.
Darsana mengatakan, keempat rumah yang tertimbun longsor masing-masing milik Ketut Widiada, Wayan Widia, Ketut Sulatra, dan Nengah Wista.
Di Desa Pengastulan, Seririt, puluhan rumah terancam rusak akibat tergerus aliran air setelah senderan atau turap di tepi Sungai Saba sepanjang 100 meter rusak.
Menurut Kepala Desa Pengastulan Ketut Yasa, rumah milik Nyoman Sarma di Dusun Purwa juga runtuh dan sebagian material bangunannya hanyut akibat derasnya arus sungai.
Hingga siang hari, anggota TNI dan kepolisian serta sejumlah personel Palang Merah Indonesia (PMI) Markas Cabang Buleleng sudah disiagakan lengkap dengan mobil ambulans di lokasi bencana.
(T.T007/M026/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011