"Sudah dilakukan penyapuan sampah di sepanjang Malioboro hingga Titik Nol Kilometer sejak pukul 02.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro Purwanto di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, penumpukan sampah di sepanjang Malioboro hingga Titik Nol Kilometer tersebut lebih disebabkan petugas kebersihan tidak dapat melaksanakan tugasnya untuk mengangkut sampah di malam tahun baru karena kepadatan pengunjung.
Selain karena petugas kebersihan tidak dapat melaksanakan tugasnya, peningkatan volume sampah tersebut juga disebabkan meningkatnya pedagang makanan dadakan yang berjualan dengan gerobak.
"Peningkatan massa tentunya akan memberikan konsekuensi meningkatnya sampah yang dihasilkan, begitu pula dengan perayaan tahun baru semalam," kata Purwanto.
Ia mengatakan, UPT Malioboro telah menambah jumlah petugas kebersihan dari enam hingga delapan orang per hari, menjadi lebih dari 20 orang khusus untuk membersihkan sampah Malioboro pascaperayaan malam tahun baru.
"Jika saat ini masih ada sampah di Malioboro, maka dapat dipastikan itu adalah sampah baru, karena pengunjung Malioboro tetap padat pada tahun baru ini," katanya.
Kepadatan menuju ke Malioboro telah terjadi mulai dari Jalan Mangkubumi dan terus terjadi hingga Titik Nol Kilometer sehingga kendaraan harus berjalan perlahan-lahan.
Sejumlah lokasi parkir seperti di Abu Bakar Ali, Kedaung dan PLN telah dipenuhi dengan kendaraan pengunjung.
Selain terjadi peningkatan volume kendaraan, keramaian di sepanjang Malioboro juga terlihat di sepanjang trotoar tempat penjualan souvenir ataupun makanan.
Selain permasalahan dengan meningkatnya volume sampah, perayaan malam pergantian tahun baru di Malioboro juga mengakibatkan kerusakan taman tepi jalan.
Purwanto memperkirakan, sekitar 50 persen taman tepi jalan di Malioboro hingga Titik Nol Kilometer mengalami kerusakan.
"Sedang diinventarisir kerusakan apa saja yang terjadi. Tapi kerusakan ini, jauh lebih kecil dibanding kerusakan yang terjadi pada saat Jogja Java Carnival yang mencapai 75 persen," katanya.
(E013/B013/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011