London (ANTARA News/AFP) - Organisasi pemantau kebebasan informasi Inggris, Jumat, mengingatkan para menteri di negeri itu bahwa kemunculan Wikileaks membuktikan bahwa mereka tidak bisa lagi bekerja secara diam-diam.
Komisioner Informasi Christopher Graham mengatakan bahwa alih-alih saling menyalahkan dan bungkam, para menteri Inggris sepatutnya "bijak" menghadapi fakta bahwa hampir semua dokumen resmi komunikasi bisa dipublikasikan sehingga masyarakat bisa mengaksesnya.
"Kami dalam posisi yang sangat mendukung upaya publikasi dokumen-dokumen tersebut," kata dia seperti dikutip dalam harian The Guardian.
"Jika Anda terbuka maka Wikileaks tidak mungkin muncul. Apapun pandangan Anda soal Wikileaks - benar atau salah - kini semua informasi bisa diakses bebas. Hal ini mengubah banyak hal. Saya sebutkan ini soal pemerintah dan aparat pemerintah perlu menyikapi dengan bijaksana," tambahnya.
"Jadilah lebih proaktif, publikasikan lebih banyak dokumen karena kebanyakan dari dokumen Wikileaks membuat kita tertarik karena kita tidak tahu soal informasi tersebut," kata Graham.
Lebih lanjut dia menyarankan "Anda tidak bisa menghapuskan Wikileaks. Wikileaks adalah bagian dari fenomena `on-line`, memberdayakan warganegara ... dan fakta ini tidak bisa kita abaikan. Pemerintah dan aparatnya perlu bersikap bijak terkait hal ini."
Laman yang mengungkap banyak dokumen kontroversial telah merilis ratusan ribu dokumen rahasia Amerika Serikat tentang perang di Afghanistan dan Irak, juga dokumen diplomatik kabel yang membuat pemerintahan Washington marah besar.
Graham menyebutkan bahwa ia menentang pembocoran informasi yang serabutan.
"Kebebasan informasi adalah sesuatu yang perlu Anda buat batasan yang tegas. Kebebasan itu menyebutkan bahwa bukankah ini menarik, kita tidak tahu soal ini - tanpa peduli dampaknya," katanya.
Graham mengatakan hingga saat ini masih banyak pejabat yang merasa pekerjaannya bisa dilakukan di kawasan yang "tertutup", padahal mereka seharusnya sudah mulai lebih transparan.
"Kalau kita tahu bagaimana untuk lebih terbuka dan transparan, jika kita menerima bahwa ini adalah hak masyarakat untuk mengetahui informasi dan 99,9 persen informasi sudah tersedia secara bebas di publik, maka saat itulah kita tidak butuh lagi kehadiran Wikileaks," kata dia.(*)
(Uu.E012/M016/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010