Saya diperintahkan untuk membangun satu pemusatan latihan untuk atlet para-games kita

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan untuk membangun pemusatan latihan bagi atlet disabilitas National Paralympic Committee (NPC) Indonesia.

Pelatihan para atlet NPC Indonesia selama ini sebetulnya telah dilakukan secara terpusat di Solo, Jawa Tengah. Namun Presiden Joko Widodo meminta untuk membangun satu pemusatan latihan lagi sebagai upaya pemerintah yang tak ingin membeda-bedakan fasilitas antara atlet disabilitas dan non-disabilitas.

“Ada hal yang menjadi arahan presiden kepada kami. Kemarin atas permintaan NPC, pak presiden langsung memberi jawaban. Saya diperintahkan untuk membangun satu pemusatan latihan untuk atlet para-games kita."

Baca juga: NPC Indonesia apresiasi perhatian pemerintah pada atlet disabilitas

"Jadi atlet disabilitas akan mendapat perlakuan sama (seperti atlet non-disabilitas),” ungkap Zainudin dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Sabtu.

Kemenpora sebelumnya sudah menetapkan Cibubur, Jakarta sebagai lokasi pembangunan pemusatan latihan bagi atlet junior dan senior non-disabilitas. Di sana diharapkan dapat melahirkan potensi talenta atlet sejak muda di seluruh Indonesia yang dapat mengharumkan nama bangsa di berbagai kejuaraan internasional terutama Olimpiade.

Pembangunan pemusatan latihan untuk atlet disabilitas, menurut Zainudin, akan sama seperti yang akan dibangun di Cibubur. Namun untuk lokasinya saat ini masih didiskusikan.

Untuk pembangunannya, Zainudin mengatakan bahwa itu akan menjadi tanggung jawab Kementerian PUPR.

“Menteri PUPR sudah menyatakan sanggup dan akan dianggarkan tahun depan. Ini bukan anggaran Kemenpora karena pekerjaan fisik Kemenpora tidak akan mengerjakan dan akan kami serahkan kepada Kementeria PUPR,” pungkasnya.

Baca juga: Menpora jamin kesejahteraan atlet setelah pensiun
Baca juga: Begini tahapan atlet disabilitas dari awal hingga masuk pelatnas

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021