Magelang (ANTARA News) - Malam pergantian tahun 2010 ke 2011, di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat malam dimeriahkan pentas wayang orang dari grup kesenian Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta.
Pentas wayang orang dengan lakon "Kumbokarno Gugur" tersebut terselenggara atas kerja sama Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI), Taman Wisata Candi Borobudur, dan PT Jamu Jago.
Ketua Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI), Umar Khusaeni mengatakan, pentas wayang orang untuk menyambut tahun baru ini merupakan upaya mengangkat kesenian tradisional ini sebagai warisan budaya dunia dari Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan (Unesco).
"Maka wayang orang perlu dipentaskan di tempat yang sudah dikenal dunia, yakni di Candi Borobudur yang juga sudah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia selain keris, batik, dan wayang kulit," katanya.
Ia mengatakan, pentas wayang orang di pelataran Aksobya atau panggung Maha Karya Candi Borobudur ini sekaligus untuk menghibur masyarakat Magelang yang baru saja terkena bencana letusan Gunung Merapi.
"Kegiatan ini juga sebagai penanda bahwa Borobudur telah siap dikunjungi dan masyarakat bangkit pascaerupsi Merapi," katanya.
Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, Marsis Sutopo, mengatakan, erupsi Merapi telah mengakibatkan Candi Borobudur diselimuti abu vulkanik maka kawasan candi sempat ditutup untuk proses pembersihan, tetapi mulai 20 Desember 2010 Candi Borobudur telah dibuka untuk umum hingga lantai tujuh.
Ia mengatakan, dengan kegiatan ini bisa menjadi kebangkitan baru bagi kepariwisataan dan kesenian di sekitar Candi Borobudur.
"Mudah-mudahan hal ini menjadi langkah baik bagi kesenian rakyat sekitar Candi Borobudur untuk bangkit kembali," katanya.
Sebelum pentas wayang orang, dilakukan orasi budaya oleh budayawan Sri Eko Sapta Wijaya dengan tema "Bisik Renungan Alam". Selain itu juga ditampilkan kolaborasi tarian jingkrak sundang, truntung buto, dan reog oleh para seniman Magelang.
Pada kesempatan tersebut juga diserahkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) kepada grup kesenian RRI Surakarta sebagai grup wayang orang pertama yang pentas di Candi Borobudur.
Selain itu, juga diberikan penghargaan Muri untuk Prof dr Edi Darmana, MSc, PhD dari Universitas Diponegoro Semarang sebagai penggagas tarian pembauran.(*)
(L.H018*Z002/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010