Presiden hadir dalam kapasitas sebagai pembina institut, didampingi Menlu Hassan Wirajuda, Rektor Universitas Udayana (Unud) I Made Bakta, dan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika.
Hadir juga dewan pengurus lembaga itu Azyumardi Azra, Dewi Fortuna Anwar, Wiryono S, Dino Patti Djalal, dan Umar Hadi, serta tim pengelola I Ketut Putra Erawan, dan Ayu Krisna Wijaya.
Dari Deplu hadir Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Andri Hadi, Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Primo Alui Joelianto, Dirjen Amerika dan Eropa Retno L.P Marsudi, dan Dirjen Kerjasama Asean Djauhari Oratmangun.
Rapat itu adalah kelanjutan dari peresmian "Institute for Peace and Democracy" di Universitas Udayana Bali oleh Presiden Yudhoyono 10 Desember 2008.
Lembaga perdamaian pertama di Asia ini akan dibangun dan dibuka di kampus Bukit Jimbaran yang berjarak tidak lebih dari enam kilometer dari Nusa Dua.
Unud ditunjuk Deplu untuki memelopori pembangunan lembaga pembelajaran demokrasi bernama Institute for Peace and Democracy dan diharapkan memberikan penelitian perkembangan politik Indonesia hingga luar negeri dan wacana baru serta tukar pengalaman antarnegara yang bermanfaat bagi mahasiswa maupun umum. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009