Tara.app dirancang untuk menarik lebih banyak pesanan online dan memfasilitasi pembayaran instan untuk pelaku UMKM di Indonesia, baik itu brands, pedagang mikro, warung, maupun pengecer.
Baca juga: ASDP perluas pembayaran digital gunakan dompet elektronik
CEO Indepay, Rajib Saha, mengatakan pembayaran dan biaya transfer yang tinggi merupakan hambatan utama dalam pengembangan ekosistem startup di Indonesia. Tara.app bekerja sama dengan tim Indepay di Jakarta akan menjadi disruptor dalam industri ini.
"Integrasi yang kami miliki dengan berbagai bank dan lembaga keuangan akan membuka berbagai kesempatan yang menarik untuk Indonesia," katanya dalam siaran pers, dikutip Sabtu.
Bersama Indepay, BEENEXT dan T8 Capital Partners ikut melahirkan konsep social commerce interaktif sejak setahun lalu. Sejak itu Indepay pun mulai membangun pondasi teknologi yang kuat untuk menghadirkan framework tara.app.
Teruhide Sato, Founder dan CEO BEENEXT, melihat ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi oleh evoluasi startup, dimana mereka memiliki dampak besar dalam mengakselerasi pertumbuhan PDB negara. "Kami telah berinvestasi di berbagai startup finansial (fintech) teknologi di seluruh dunia, dan kami mencermati bahwa kehadiran transfer antarbank digital semakin mendorong pertumbuhan ekonomi digital di setiap negara."
Karena itulah, BEENEXT bekerja sama dengan Indepay untuk membangun platform transfer terbuka di Indonesia, yang menghubungkan semua pelaku usaha sektor finansial, mulai dari bank, perusahaan payment gateway, operator switching dan settlement, untuk menawarkan pengalaman transfer dana yang sangat terjangkau dan praktis.
Baca juga: GoPay kini bisa untuk bayar di layanan Apple
“Pandemi COVID-19 telah mendorong akselerasi perdagangan digital secara signifikan. Di Indonesia pun, semua pelaku usaha, mulai dari brand, perusahaan, hingga UMKM, ingin meningkatkan transformasi digital mereka sesegera mungkin," tambah Rajib Saha.
Tara.app memungkinkan para brand dan merchant untuk memiliki interface social commerce yang lebih cepat, nyaman, dan ekonomis. Framework tara.app menggunakan teknologi kelas atas serta API terbuka yang sudah terintegrasi dengan bank-bank besar, lembaga keuangan, serta para mitra teknologi.
Sistem pembayaran Indonesia memang masih berada dalam tahap awal pembangunan, di mana 80 persen rekening bank yang ada belum sepenuhnya terdigitalisasi. Diperkirakan bahwa 3 dari 5 transaksi di pasaran merupakan penarikan dana di ATM/kartu debit dan transaksi berbasis uang tunai--yang digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk membayar transaksi e-commerce dan tagihan.
Kehadiran platform teknologi seperti Indepay menjadi semakin krusial untuk mendorong negara berbasis ekonomi UMKM seperti Indonesia dalam melakukan transformasi digital. Beberapa studi dan penelitian terbaru juga menunjukkan penggunaan internet yang kian meluas dan perubahan perilaku pengguna terhadap aktivitas jual-beli online di media sosial.
Cara kerja tara.app adalah dengan memetakan nomor handphone pengguna dengan rekening-rekening bank yang mereka miliki sebagai ID Pembayaran Unik (Unique Pay-ID). Pay-ID ini bisa digunakan untuk melakukan transfer instan dan aman ke akun pengguna lain (Account-to-Account Transfer).
Selanjutnya, pengguna juga bisa menggunakan Pay-ID unik tersebut untuk membangun reputasi digital serta membantu mempertahankan standar keamanan, di mana pengguna bisa memiliki kendali berbasis persetujuan (consent) atas data keuangan yang mereka berikan.
Dengan tara.app, pengguna tidak perlu menginstal semua aplikasi bank di ponsel ataupun mengingat beragam kata sandi dan pin untuk masing-masing rekening. Dengan ID Pembayaran unik yang terhubung dengan nomor HP, mereka dapat melakukan transfer dengan lebih praktis dan aman, kapan saja dan dimana saja lewat satu pintu.
Baca juga: Kolaborasi Kemenkeu-dompet digital bantu capai target pajak
Baca juga: LinkAja tambah menu layanan kesehatan
Baca juga: Australia pertimbangkan UU baru terkait pembayaran digital
Pewarta: Suryanto
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021