Bogor (ANTARA News) - Pemerintah menyiapkan dua Instruksi Presiden (Inpres) untuk mengantisipasi ketahanan pangan karena faktor perubahan cuaca yang semakin esktrem.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa di sela-sela rapat kabinet terbatas bidang ekonomi di Istana Bogor, Kamis, mengatakan draft dua Inpres tersebut sudah pada tahap finalisasi dan diharapkan dapat dikeluarkan pada awal 2011.
"Kita harus tingkatkan pangan dengan membuat dua Inpres baru. Sekarang sudah difinalisasi draftnya dan mungkin bisa keluar pada awal 2011," ujarnya.
Hatta menjelaskan Inpres tersebut salah satunya untuk memberikan fleksibilitas kepada Menteri Pertanian guna merespon perubahan iklim yang esktrem sehingga menyebabkan perubahan musim tanam, serangan hama atau kerusakan lahan pertanian akibat faktor cuaca.
Untuk itu, Menteri Pertanian dapat mengeluarkan kebijakan seperti pembagian benih lebih awal atau pun memiliki persediaan dana cadangan guna mengantisipasi perubahan produksi pertanian akibat gangguan cuaca dengan cara stabilisasi harga atau pun mekanisme lainnya.
"Masalah pangan menjadi perhatian pemerintah sangat serius dan kita harus meningkatkan perhatian kita untuk masalah terkait pupuk, benih, dan kemudian juga hal-hal terkait dengan semacam penyuluhan-penyuluhan di daerah yang ditingkatkan frekuensinya oleh Menteri Pertanian," tutur Hatta.
Sedangkan Inpres yang lainnya, lanjut dia, akan memberikan flesksibilitas kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menyuplai dan membeli beras petani yang tidak hanya berlaku pada beras dengan kualitas tertentu.
Dengan Inpres itu, menurut Hatta, Bulog akan memiliki fleksibilitas untuk membeli beras dengan harga komersial dan bisa melepas beras-beras kualitas premium yang saat ini mulai naik permintaannya karena tumbuhnya kelas menengah baru.
Hatta mengakui saat ini terjadi peningkatan harga pangan namun pemerintah tetap berupaya mencukupi pasokan pangan dan menstabilisasi harga melalui kebijakan intervensi seperti operasi pasar.
Saat ini pun, lanjut dia, Bulog telah menjaga ketersediaan pangan dengan mengimpor beras sebanyak 1,28 juta ton yang dilakukan dua tahap pada akhir 2010 dan awal 2011.
Selain itu, Hatta mengatakan, Bulog telah melakukan intervensi dengan menurunkan 3 ribu ton besar yang 2 ribu di antaranya berbedar di pasar Jakarta.
Namun, untuk menjamin ketersediaan pangan pada 2011 karena negara-negara pengekspor beras diperkirakan akan membatas jumlah eskpornya, Hatta mengatakan produksi pangan Indonesia harus tetap dijaga tinggi.(*)
(T.D013/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010