Saham-saham naik karena beberapa investor ingin meningkatkan bobot saham Jepang dalam portofolio mereka
Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Jepang menuju kenaikan minggu keempat berturut-turut pada Jumat pagi, didorong saham pembuat chip kelas berat ketika investor dicekam oleh ketakutan kehilangan momentum atau FOMO (fear-of-missing-out), bertaruh pada indeks-indeks utama memperpanjang reli mereka.
Harapan untuk kepemimpinan baru, meningkatnya vaksinasi COVID-19, dan berkurangnya infeksi telah mendorong lonjakan lebih dari 8,0 persen indeks Nikkei sejauh bulan ini. Reli mendingin dalam dua sesi terakhir, tetapi indeks acuan masih di jalur untuk kenaikan mingguan 0,34 persen.
Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) bertambah 0,46 persen menjadi diperdagangkan di 30.463,54 poin pada pukul 02.17 GMT, sementara indeks Topix yang lebih luas terangkat 0,30 persen menjadi diperdagangkan pada 2.096,31 poin.
"Saham-saham naik karena beberapa investor ingin meningkatkan bobot saham Jepang dalam portofolio mereka. Dan, ada permintaan dari mereka yang gagal membeli saham Jepang dalam reli awal bulan ini," kata Jun Morita, manajer umum departemen riset di Chibagin Asset Management, dikutip dari Reuters.
Penyedia platform layanan medis M3 memimpin kenaikan Nikkei dengan melonjak 4,5 persen, diikuti oleh saham terkait chip Tokyo Electron dan Advantest, yang masing-masing naik 1,42 persen dan 2,26 persen.
Perusahaan pelayaran adalah yang memperoleh keuntungan tertinggi di antara 33 subindeks industri Bursa Efek Tokyo, dengan Nippon Yusen menguat 2,68 persen dan Kawasaki Kisen naik 2,74 persen.
Pembuat obat Daiichi Sankyo naik paling banyak di antara 30 saham inti teratas Topix, dengan kenaikan 2,78 persen, diikuti oleh Shin-Etsu Chemical, juga terkait chip, naik 1,64 persen.
Di sisi lain, Nippon Steel anjlok 6,16 persen setelah pembuat baja tersebut menetapkan harga obligasi konversi senilai 300 miliar yen (2,73 miliar dolar AS). Rekan-rekannya Kobe Steel dan JFE Holdings masing-masing kehilangan 3,52 persen dan 2,34 persen.
Baca juga: IHSG akhir pekan diprediksi bergerak datar
Baca juga: Saham China dibuka lebih rendah, indeks Shanghai tergerus 0,33 persen
Baca juga: Wall Street beragam, kenaikan "yield" obligasi imbangi data ritel kuat
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021