Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan memprediksi bahwa inflasi pada Desember ini akan berada pada kisaran 0,6 persen atau tidak berbeda jauh dengan angka inflasi November lalu.
"November kan sudah 0,6 persen, mudah-mudahan ya sekitar November sudah bagus," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, inflasi masih akan dipengaruhi oleh tingginya harga komoditas terutama beras dan juga dipicu oleh adanya hari raya natal serta datangnya tahun baru.
"Beras menjadi faktor dominan untuk inflasi Desember karena beras sifatnya inelastic artinya berapapun harga beras di pasar tetap orang harus beli beras. Beras itu adalah hal yang tak tergantikan, terutama beras premium. Sama seperti rokok," ujarnya.
Selain itu, kenaikan harga komoditas lain seperti cabe merah yang semakin meningkat akhir-akhir ini serta minyak goreng yang disebabkan oleh perilaku konsumen juga dapat mempengaruhi angka inflasi.
"Kalau cabe, kita bukan saja survei harga, tapi juga teliti perilaku konsumen naik. Kalau harga naik dia kurangin volumenya. Dengan spending yang sama dengan cabe volumenya dikurangi. Tidak berlaku pada beras, berapapun harga beras kita harus beli," ujar Rusman
Namun, Rusman mengatakan, ada beberapa komoditas pangan yang dapat menjadi penghambat laju inflasi Desember dan menyumbang deflasi yaitu daging ayam, daging sapi dan bawang merah.
Ia memperkirakan, laju inflasi sepanjang 2010 bisa menembus angka 6,5 persen, namun angka tersebut masih perkiraan sementara.
"Karena tidak ada deflasi. Perkiraan kita mudah-mudahan ya sekitar 6,5 persen, tapi ya saya tidak tahu, bisa diatas 6,5 sedikit bisa juga dibawah 6,5. BPS kadang-kadang juga bisa salah, karena minggu ini kita masih kumpulkan data," ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi November 2010 sebesar 0,60 persen sehingga inflasi tahun kalender Januari-November 5,98 persen, sedangkan inflasi tahunan (yoy) 6,33 persen.
Sementara pada APBNP 2010, pemerintah menggunakan asumsi makro untuk laju inflasi sebesar 5,3 persen.
(ANT/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010