Pegulat Indonesia Fahriansyah (kanan) siap bertarung dengan pegulat asal Thailand Wanna Sihichai saat pertandingan gulat kelas 74 Kg gaya bebas pada SEA Games Ke XXVI di Gedung Serbaguna Jakabaring Sumatera Selatan, Kamis (17/11). Fahriansyah berhasil meraih medali perak sedang medali emas diraih pegulat asal Vietnam Can Tat Du dan perunggu diraih pegulat asal Thailand Wanna Sihichai. (FOTO ANTARA/Basrul Haq)

Pegulat Timnas

Nama Fahriansyah di cabang olahraga gulat nasional sudah cukup dikenal, sebab, pria yang kini sudah memiliki tiga buah hati dengan seorang PNS bernama Puspa Sari ini menjadi langganan di tim nasional cabang olahraga gulat.

Tentunya aset olahraga Kalsel ini tidak bisa diragukan lagi kemampuannya, seban dia sudah mengikuti beberapa gelaran SEA Games atau pesta olahraga Asia Tenggara untuk membela tanah air ini.

Membanggakannya, Fahriansyah dapat meraih prestasi gemilang di ajang SEA Games tersebut, seperti SEA Games pertamanya pada 2007 di Thailand, dia langsung bisa mempersembahkan medali emas untuk Indonesia.

Timnas kembali memanggilnya pada SEA Games tahun 2009 di Laos. Kepercayaan itu pun dibalasnya lagi dengan meraih medali emas.

Tapi pada ajang SEA Games tahun 2011 di Indonesia sendiri (Jakarta-Palembang), raihan medalinya menurun ke medali perak.

Baru pada SEA Games tahun 2013 di Myanmar, Fahriansyah kembali memperlihatkan kemampuan terbaiknya, medali emasnya pun kembali ke pangkuannya.

Tidak hanya di ajang SEA Games, Fahriansyah juga dipercaya Timnas untuk berlaga di Asean Games, ajang olahraga seluruh negara Asia, yakni, pada 2010 di China, pada 2014 di Korea dan 2018 di Indonesia. Dia belum bisa mempersembahkan medali untuk Indonesia.

Baca juga: Pegulat Fahriansyah tersingkir di delapan besar

Awal jadi atlet gulat

Fahriansyah dilahirkan di Rantau Kabupaten Tapin pada 26 November 1987 dari pasangan Ishak dan Siti Aisyah. Fahriansyah anak ke-7 dari sepuluh bersaudara.

Fahriansyah kecil menempuh pendidikan SD hingga SMP di daerah kelahirannya tersebut, baru melanjutkan pendidikan SMA ke Kota Banjarmasin.

Bakat gulat tidak diwarisinya dari ayahnya, dia mengaku hanya anak biasa yang suka dengan olahraga gulat.

Dengan bimbingan seorang pelatih gulat dari tanah kelahirannya, yakni, bapa Suhaimi, dia mulai menggeluti olahraga tersebut.

"Awal mulai berlatih itu pada tahun 2003, saat itu saya sudah SMA," ujarnya.

Karena bakatnya mulai menonjol, dia pun masuk pusat pelatihan pendidikan pelajar di bawah dinas pendidikan.

Fahriansyah muda mulai serius menjalani olahraga gulat tersebut, hingga akhirnya bakatnya tersebut dilirik para pelatih daerah hingga diikutkan pada ajang-ajang pertandingan lebih tinggi.

Puncaknya pada tahun 2008, dia dipercaya mengikuti PON di Kaltim. Kepercayaan itu dibalasnya dengan raihan medali emas.

Di PON-PON berikutnya pun namanya tidak pernah absen, hingga di PON ke-20 tahun 2021 ini di Provinsi Papua, Fahriansyah tetap dipercaya.

"Saya cinta olahraga gulat, saya akan tetus berbakti kepada daerah dan negara di olahraga," ujarnya.

Baca juga: Pegulat Kaltim Aliansyah optimistis rebut medali emas keempat di PON
Baca juga: Sumbar optimistis raih dua medali emas gulat pada PON Papua

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021