Teheran (ANTARA News) - Iran pada hari Selasa menggantung seorang yang terbukti bersalah memberikan rahasia-rahasia militer dam informasi mengenai program rudal Iran selama enam tahun kepada dinas rahasia Israel, Mossad, kata kantor berita IRNA.
Ali Akbar Siadat digantung di penjara Evin Teheran setelah dihukum mati karena "bekerja sama dengan Mossad" kata IRNA mengutip kantor kejaksaan Teheran.
Siadat terbukti bersalah karena memiliki hubungan dengan Mossad selama enam tahun. "Ia menerima 60.000 dolar untuk informasi rahasia yang diberikan kepada rezim Zionis itu," kata kantor berita pemerintah itu.
Siadat mengaku memiliki hubungan dengan seorang anggota staf kedutaan besar Israel di luar negeri dan ia memberikan informasi "tentang rudal-rudal milik Pengawal Revolusi."
Ia juga mengirim informasi "kepada musuh bebuyutan Iran itu tentang pangkalan-pangkalan militer, jet-jet tempur, jumlah pesawat latih, kecelakaan pesawat dan sistem pertahanan udara Pengawal Revolusi," kata laporan itu.
Tiga tahun lalu Siadat menerima sebuah komputer dan peralatan lainnya untuk dia gunakan. Ia juga menemui para anggota kelompoknya dari badan intelijen Israel di Turki, Thailand dan Belanda di hotel-hotel berbeda, kata IRNA.
Ketika ia ditahan dua tahun lalu bersama istrinya sewaktu berusaha meninggalkan Iran ia ditemukan membawa informasi rahasia setebal 29 halaman, kata IRNA.
Media Iran, Ahad mengumumkan bahwa seorang warga Iran lainnya juga dihukum mati karena bekerja sebagai "mata-mata" Israel.
Identitasnya akan diungkapkan setelah adanya konfirmasi mengenai hukuman itu, kata jaksa Teheran Abbas Jafari Dolatabadi, yang dikutip kantor berita Mehr.
Pada akhir Oktober, laporan-laporan media yang mengutip Dolatabadi mengatakan dua warga Iran dituduh menjadi mata-mata untuk Israel, yang menuduh Teheran sedang berusaha membuat senjata-senjata atom dengan kedok program nuklir sipil.
Iran menuduh Israel melakukan kegiatan-kegiatan permusuhan terhadap republik Islam itu termasuk spionase terhadap angkatan bersenjata dan program nuklirnya.
Para pejabat Iran menuduh badan-badan intelijen Israel serta Amerika Serikat dan Inggris, menyerang dua pakar nuklirnya pada 28 November.
Majid Shahriari, seorang pakar nuklir senior yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan nuklir Iran tewas akibat sebuah bom yang diletakkan di mobilnya. Fereydoun Abbassi Davani, seorang pakar nuklir lainnya, cedera akibat serangan serupa.
Dengan digantungnya kedua orang itu maka jumlah mereka yang digantung menjadi 171 orang tahun ini, kata data AFP berdasarkan laporan-laporan media. Sedikit-dikitnya 270 orang dieksekusi sepanjang tahun 2009.
(H-RN/B002/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010