Tujuannya bagaimana selain pakan buatan yang dibuat UPT sebagai bantuan kepada masyarakat, itu juga sebagai sumber PNBP

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) membuat pakan buatan yang jauh lebih murah namun memiliki kualitas yang setara dengan yang ada di pasaran untuk membantu pelaku usaha pembudidaya perikanan meningkatkan keuntungan sekaligus mendapatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

"Terkait dengan pakan buatan, sebetulnya dihasilkan dari 10 UPT Ditjen Perikanan Budidaya. Tujuannya bagaimana selain pakan buatan yang dibuat UPT sebagai bantuan kepada masyarakat, itu juga sebagai sumber PNBP," kata Sekretaris Ditjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Gemi Triastutik dalam acara Bincang Bahari secara daring di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan di dalam usaha budidaya perikanan, komponen harga pokok produksi (HPP) paling besar terdapat pada biaya pakan yang bisa mencapai 60 hingga 70 persen. Oleh karena itu KKP menyediakan pakan buatan yang harganya jauh lebih murah dengan kualitas setara dengan pakan di pasaran untuk membantu masyarakat sekaligus menerima PNBP.

Selain dari pembuatan pakan, Ditjen Perikanan Budidaya KKP juga mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada untuk dimaksimalkan guna mendapatkan PNBP.

"Di samping itu juga kita dorong sarana dan prasarana bisa dimaksimalkan, terkait penyewaan kolam, penyewaan sarana produksi yang lain. Intinya memanfaatkan sarana prasarana agar bisa menghasilkan PNBP sebagai salah satu sumber di Ditjen Perikanan Budidaya," kata Gemi.

Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 85 Tahun 2021 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan, dilakukan penyederhanaan dan penyesuaian PNBP sektor perikanan dari semula 4.936 tarif menjadi 1.671 tarif.

Untuk Ditjen Perikanan Budidaya KKP, kata Gemi, teradi simplifikasi dari sebelumnya 2.901 tarif menjadi 323 tarif.

"Yang mendasari itu bagaimana kita mensimplifikasi substansi aset biologis seperti benih, induk, calon induk, kita simplifikasi jadi lebih ramping. Kenapa? Untuk mempermudah dalam pengendalian, dalam pengawasan dan lebih transparan," kata Gemi.

Gemi mengatakan ke depan Ditjen Perikanan Budidaya berupaya untuk meningkatkan produktivitas dengan pemanfaatan teknologi yang sudah teruji untuk memperbesar potensi produktivitas yang sejalan dengan peningkatan potensi PNBP.

"Kita juga berusaha terus untuk mendorong komoditas spesifik agar dia terus berkembang dan bisa berikan kontribusi terhadap PNBP di sektor perikanan budidaya, baik untuk komoditas tawar, payau, dan laut. Kita dorong terus," kata Gemi.

Baca juga: KKP salurkan bantuan pakan ikan mandiri 50 ton ke Nusa Tenggara
Baca juga: KKP sebut pakan jadi faktor dominan keberhasilan budi daya ikan
Baca juga: Ketika kemandirian pakan tingkatkan budi daya ikan di Jeruju Besar

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021