Gerakan Muttahida Qaumi Movement (MQM) mengatakan pihaknya akan menarik menteri-menteri karena adanya perselisihan-perselisihan dengan Partai Rakyat Pakistan (PPP) yang memerintah dan pernah dipimpim mantan Perdana Menteri Benasir Bhutto yang dibunuh itu.
Tindakan itu dilakukan hanya beberapa minggu setelah satu partai agama terkemuka keluar dari pemerintah,yang memicu kekhawatiran aliansi itu dapat hancur.
Satu pernyataan MQM mengatakan gerakan itu gagal memberantas korupsi dan mengendalikan inflasi dan menambahkan satu keputusan untuk tetap atau mengundurkan diri dari koalisi pada tingkat federal dan provinsi akan dialkukan dalam waktu dekat.
"Kami memiliki dua menteri di kabinet federal tetapi kami tidak akan menjadi kelompok oposisi," kata Haider Abbas Rizvi, pemimpin senior MQM dikutip Reuters.
Menteri pelabuhan dan pelayaran Babar Ghauri dan menteri urusan warga Pakistan di luar negeri Farooq Sattar akan mengundurkan diri, Selasa, katanya.
Seorang pemimpin lain mengatakan tindakan itu dilakukan untuk menanggapi pertikaian menyangkut pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan menteri dalam negeri provinsi Sindh, Zulfiqar Mirza.
"Komite koordinasi kami memutuskan bahwa dua menteri kami di kabinet federal akan mengundurkan diri besok," kata Faisal Sabswari.
"Keputusan itu diambil karena pemerintah tidak mengindahkan keluhan-keluhan kami tentang pernyataan-pernyataan menteri dalam negeri provinsi Sindh yang memfitnah MQM," katanya kepada wartawan.
Mirza membuat marah MQM karena di televisi ia mengatkan yang paling banyak ditahan dalam bulan-bulan belakangan ini menyangkut pembunuhan-pembunuhan yang ditargetkan adalah anggota MQM.
Partai itu mengeluh terhadap PM Yousuf Raza Gilani dan Presiden Asif Ali Zardari tentang hal itu, tetapi tanggapan mereka tidak menggembirakan.
Sabzwari mengatakan satu keputusan akan dibuat kemudian mengenai pengunduran diri dari kabinet provinsi Sindh.
MQM merupakan mayoritas berbahasa Urdu di Karachi dan duduk dalam pemerintah di provinsi Sindh dan pemerintah pusat. MQM mmiliki 25kursi di majelis nasional yang memiliki 342 kursi.
Karachi, ibu kota provinsi Sindh dilanda pembunuhan etnik dan sektarian, kejahatan dan penculikan.
(H-RN/B002/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010