diharapkan menjawab tantangan terbatasnya lahan Jakarta, kualitas air yang kurang dan biaya pakan tinggi khususnya lele

Jakarta (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta mendorong warga mengembangkan perikanan sistem "bioflok" karena tidak memerlukan lahan yang luas dan penggunaan air lebih efisien sehingga dinilai cocok dengan kondisi lahan di Ibu Kota.

“Sistem bioflok diharapkan menjawab tantangan terbatasnya lahan Jakarta, kualitas air yang kurang dan biaya pakan tinggi khususnya lele,” kata Kepala Bidang Perikanan Dinas KPKP DKI Eny Suparyani dalam dikusi urban fish farming di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Sudin KPKP Jakbar bina 500 warga jadi peternak ikan

Menurut dia, belum banyak sistem perikanan tersebut diterapkan di Jakarta dan baru di dua wilayah yakni Jakarta Selatan dan Jakarta Timur salah satunya di Penggilingan, Kecamatan Cakung.

Ia mengharapkan dengan pengembangan budi daya perairan itu diharapkan mendukung ketahanan pangan keluarga atau bahkan memberi nilai tambah ekonomi masyarakat.

Sementara itu, Akademisi dari Departemen Budi Daya Perairan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr Julie Ekasari mengatakan teknologi biofok dapat dikembangkan untuk jenis ikan lele, nila, gurami, hingga udang.

Baca juga: Jakarta Selatan juga tanam sayuran dan tebar 11 ribu benih ikan

Sistem itu, lanjut dia, dikembangkan dengan mendaur ulang limbah dalam sistem akuakultur atau budi daya perairan seperti ikan tawar atau udang.

Dia menjelaska limbah baik dari sisa pakan maupun kotoran apabila dibiarkan dalam media pemeliharaan maka akan menimbulkan kualitas air yang buruk bahkan membuat ikan mati.

Untuk membersihkan media pemeliharaan, salah satu caranya adalah mengganti air namun tentunya akan menambah biaya.

Sehingga sistem bioflok dapat dimanfaatkan dengan mengonversi mikroba menjadi protein yang dimanfaatkan lagi oleh ikan.

“Kebanyakan limbah yang terbuang dalam bentuk ammonia. Amonia ini dikonversi menjadi mikroba bioflok dalam bentuk protein yang bisa dimanfaatkan kembali ikan dengan menyeimbangkan rasio karbon dan nitrogen dalam air,” ucapnya.

Baca juga: Pemprov DKI jamin ikan bandeng di Rawa Belong bebas formalin

Julie menambahkan berdasarkan hasil penelitian, aplikasi bioflok memberikan manfaat di antaranya tidak perlu banyak mengganti air karena limbah nitrogen yang terbuang menjadi rendah.

Kemudian, limbah nitrogen dan nutrisi yang berasal dari pakan tetap ada sehingga bisa dimanfaatkan kembali ikan atau organisme akuakultur yang dipelihara.

Selain itu, lanjut dia, pakan bisa lebih efisien dan ikan memiliki imunitas yang tinggi sehingga tahan penyakit.

“Keberadaan mikroba bioflok menekan pathogen terutama bakteri yang berkontribusi meningkatkan kesehatan ikan,” ucapnya.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021